14 Mitos Ini Kerap Muncul Menjelang Pernikahan, Cek Faktanya di Sini

Reporter: M.Zulkarnain Wijaya |

Editor: Ade Haryanto |

Kamis , 15 Aug 2024 - 11:06

14 Mitos Ini Kerap Muncul Menjelang Pernikahan, Cek Faktanya di Sini--Pixabay

Seperti mitos lainnya, ini tidak memiliki dasar ilmiah dan lebih kepada tradisi yang mengajarkan penghormatan terhadap sakralitas pernikahan.

Bagi mereka yang tidak percaya pada mitos ini, mengambil foto di atas pelaminan bisa jadi hanya bagian dari kenang-kenangan sebelum hari besar.

8. Menghindari Penggunaan Warna Hitam

Warna hitam sering dikaitkan dengan duka cita atau hal-hal yang negatif, sehingga dianggap tabu untuk dikenakan dalam acara pernikahan yang penuh kebahagiaan.

Padahal, dalam dunia mode, hitam seringkali dianggap sebagai warna yang elegan dan netral.

Di banyak budaya Barat, misalnya, gaun pengantin hitam mulai menjadi tren sebagai simbol kekuatan dan misteri.

Pada akhirnya, pilihan warna dalam pernikahan lebih bersifat estetika dan preferensi pribadi daripada berdasarkan kepercayaan mistis.

9. Mitos Tentang Hujan pada Hari Pernikahan

Dalam budaya Jawa, hujan pada hari pernikahan dianggap sebagai pertanda baik, melambangkan berkah dan rezeki yang berlimpah.

Namun, beberapa mitos juga menyatakan bahwa hujan bisa berarti hambatan atau kesulitan di awal pernikahan.

Untuk menghindari hujan, banyak yang percaya bahwa meletakkan gunting, pisau, atau benda tajam lainnya di bawah tikar tempat upacara pernikahan akan “memotong” hujan.

Fakta menunjukkan bahwa cuaca, termasuk hujan, adalah fenomena alam yang tidak dapat diprediksi dan tidak memiliki kaitan langsung dengan nasib pernikahan.

Persiapan yang matang seperti menyediakan tenda atau memilih venue indoor adalah solusi praktis untuk mengantisipasi hujan.

14 mitos ini kerap muncul menjelang pernikahan, cek faktanya di sini                            koranrb.id - pernikahan merupakan salah satu momen paling sakral dalam kehidupan sepasang kekasih, dan dalam tradisi banyak budaya.
acara ini seringkali berkaitan dengan mitos dan pantangan sesuai dengan tradisi yang sudah melekat sejak lama
seringkali mitos yang muncul cenderung tidak rasional sehingga menimbulkan pertanyaan apakah benar hal tersebut akan terjadi jika dilanggar.
maka dari, itu koranrb.id memberikan 14 mitos menjelang pernikahan berikut faktanya untuk disimak, percaya atau tidak percaya itu kembali ke diri anda sendiri yang menjalankannya.
baca juga:kenali 10 jenis tanam untuk meja kerja, kenali juga manfaatnya salah satunya meningkatkan konsentrasi
1.menghindari mengundang mantan pasangan
mitos ini didasari oleh ketakutan bahwa kehadiran mantan pasangan dalam pernikahan bisa mengundang hal-hal negatif, seperti kecemburuan atau kenangan masa lalu yang tidak menyenangkan. 
namun, fakta menunjukkan bahwa keputusan untuk mengundang atau tidak mengundang mantan pasangan sepenuhnya bersifat pribadi dan tergantung pada hubungan yang terjalin antara calon pengantin dan mantan mereka.
keharmonisan pernikahan tidak ditentukan oleh siapa yang diundang, melainkan oleh kualitas komunikasi dan kepercayaan antara pasangan.
2.calon pengantin wanita tidak boleh mengunjungi rumah calon suami sebelum menikah
baca juga:6 tanaman yang tetap tumbuh meskipun musim kemarau
mitos ini menganggap bahwa jika calon pengantin wanita mengunjungi rumah calon suami sebelum pernikahan, pernikahan tersebut tidak akan langgeng.
asal-usul mitos ini tidak jelas, namun bisa jadi berakar dari norma-norma sosial kuno yang melarang interaksi berlebihan antara pria dan wanita sebelum menikah. 
di era modern, mitos ini tidak lagi relevan, terutama ketika banyak pasangan memilih untuk tinggal bersama sebelum menikah.
hubungan yang langgeng lebih ditentukan oleh bagaimana pasangan berkomunikasi dan menghadapi tantangan bersama.
baca juga:pecinta gorengan wajib tahu, ini dampak negatif jika dikonsumsi rutin
3.tidak boleh bertemu sebelum pernikahan
mitos ini cukup populer, terutama di kalangan masyarakat jawa.
calon pengantin diimbau untuk tidak bertemu beberapa hari sebelum hari pernikahan dengan tujuan untuk menjaga kesakralan acara dan menghindari hal-hal buruk yang mungkin terjadi. 
dalam konteks modern, mitos ini sebenarnya lebih kepada tradisi untuk menambah rasa rindu dan keistimewaan pada momen pertemuan di hari pernikahan.
fakta menunjukkan bahwa tidak ada dampak negatif jika pasangan tetap bertemu sebelum pernikahan, asalkan pertemuan tersebut tidak mengganggu persiapan.
baca juga:dijaga berang-berang laut! berikut 7 fakta unik hutan kelp, paru-paru bumi
4.menghindari potong rambut di hari pernikahan
ada mitos yang mengatakan bahwa calon pengantin tidak boleh memotong rambut pada hari pernikahan karena bisa membawa nasib buruk atau memperpendek umur pernikahan. 
potong rambut dianggap sebagai tindakan yang “memutus” sesuatu, yang kemudian diartikan sebagai memutus keberuntungan atau kebahagiaan dalam pernikahan. 
namun, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung mitos ini.
potong rambut pada hari pernikahan mungkin lebih terkait dengan estetika dan keinginan calon pengantin untuk tampil sempurna di hari istimewa mereka.
baca juga:tak hanya ciri fisik, ini negara yang mirip dengan indonesia, bahkan ada kemiripan dna warganya 
5.mitos mengenai gaun pengantin yang belum selesai dijahit
dalam beberapa kepercayaan, ada keyakinan bahwa gaun pengantin yang belum selesai dijahit hingga malam sebelum pernikahan akan membawa nasib buruk.
hal ini dianggap sebagai pertanda bahwa pernikahan akan penuh dengan masalah atau tidak akan berlangsung lama. 
mitos ini mungkin berasal dari anggapan bahwa segala sesuatu yang tidak selesai mencerminkan kurangnya persiapan atau ketidakmatangan.
baca juga:saksi pernah minta terdakwa palsukan tanda tangan, perkara dugaan tipikor dkptka disnakertrans benteng
namun, dalam kenyataan, keterlambatan penyelesaian gaun pengantin lebih disebabkan oleh faktor teknis atau manajemen waktu yang kurang baik dan tidak ada kaitannya dengan nasib pernikahan.
6.pantangan tidur di kamar pengantin sebelum hari pernikahan
ada mitos yang melarang calon pengantin untuk tidur di kamar pengantin sebelum hari h.
hal ini diyakini bisa membawa sial atau menyebabkan hubungan yang tidak harmonis.
baca juga:terdakwa akui korupsi uang pnpm-mp, bangun rumah rp75 juta 
kamar pengantin dianggap sebagai tempat sakral yang harus dijaga hingga waktu yang tepat. 
fakta menunjukkan bahwa larangan ini lebih terkait dengan tradisi dan kepercayaan budaya yang menghargai momen pertama kali pasangan berada bersama di kamar pengantin setelah sah menikah, dan tidak ada pengaruh langsung terhadap kualitas hubungan mereka.
7. tidak boleh memotret pasangan di atas pelaminan sebelum pernikahan
mitos ini berkembang di beberapa daerah yang percaya bahwa memotret calon pengantin di atas pelaminan sebelum pernikahan resmi akan membawa sial atau bahkan menyebabkan pernikahan batal. 
baca juga:mantan kepala smk it al-malik dituntut bayar uang pengganti rp320 juta
pelaminan dianggap sebagai tempat sakral yang hanya boleh diduduki setelah sah sebagai suami istri.
seperti mitos lainnya, ini tidak memiliki dasar ilmiah dan lebih kepada tradisi yang mengajarkan penghormatan terhadap sakralitas pernikahan.
bagi mereka yang tidak percaya pada mitos ini, mengambil foto di atas pelaminan bisa jadi hanya bagian dari kenang-kenangan sebelum hari besar.
8. menghindari penggunaan warna hitam
warna hitam sering dikaitkan dengan duka cita atau hal-hal yang negatif, sehingga dianggap tabu untuk dikenakan dalam acara pernikahan yang penuh kebahagiaan.
baca juga:tak hanya ciri fisik, ini negara yang mirip dengan indonesia, bahkan ada kemiripan dna warganya 
padahal, dalam dunia mode, hitam seringkali dianggap sebagai warna yang elegan dan netral. 
di banyak budaya barat, misalnya, gaun pengantin hitam mulai menjadi tren sebagai simbol kekuatan dan misteri.
pada akhirnya, pilihan warna dalam pernikahan lebih bersifat estetika dan preferensi pribadi daripada berdasarkan kepercayaan mistis.
9. mitos tentang hujan pada hari pernikahan
dalam budaya jawa, hujan pada hari pernikahan dianggap sebagai pertanda baik, melambangkan berkah dan rezeki yang berlimpah.
baca juga:mantan kepala smk it al-malik dituntut bayar uang pengganti rp320 juta
namun, beberapa mitos juga menyatakan bahwa hujan bisa berarti hambatan atau kesulitan di awal pernikahan.
untuk menghindari hujan, banyak yang percaya bahwa meletakkan gunting, pisau, atau benda tajam lainnya di bawah tikar tempat upacara pernikahan akan “memotong” hujan. 
fakta menunjukkan bahwa cuaca, termasuk hujan, adalah fenomena alam yang tidak dapat diprediksi dan tidak memiliki kaitan langsung dengan nasib pernikahan.
persiapan yang matang seperti menyediakan tenda atau memilih venue indoor adalah solusi praktis untuk mengantisipasi hujan.
baca juga:jauh dari potensi gempa, bpbd ingatkan kemarau pajang melanda
10. menggunakan cincin sebelum menikah bernasib buruk
cincin kawin dianggap sebagai simbol ikatan suci dalam pernikahan, dan ada mitos yang mengatakan bahwa mengenakannya sebelum resmi menikah bisa membawa nasib buruk.
mitos ini mungkin timbul dari kepercayaan bahwa segala sesuatu memiliki waktunya, dan segala bentuk ritual atau simbol yang berkaitan dengan pernikahan sebaiknya dilakukan pada waktu yang telah ditentukan, seperti pada saat akad atau upacara. 
fakta menunjukkan bahwa mengenakan cincin sebelum pernikahan tidak memengaruhi keberlangsungan atau kebahagiaan pernikahan. yang lebih penting adalah komitmen di balik simbol tersebut.
baca juga:2 tahun 3 meninggal di luar negeri, 117 warga bengkulu utara siap berangkat jadi pmi
11. makan bersama sebelum pernikahan
makan bersama calon pasangan sebelum pernikahan dalam satu piring diyakini bisa menyebabkan hubungan yang tidak harmonis atau pernikahan cepat berakhir.
mitos ini sebenarnya tidak memiliki dasar ilmiah atau logis. 
dalam banyak budaya, makan bersama justru dianggap sebagai bentuk kebersamaan dan saling berbagi.
tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa hal ini berdampak buruk pada pernikahan. sebaliknya, berbagi makanan bisa menjadi momen yang mempererat hubungan.
baca juga:pilkada seluma, teddy-gustianto terima rekom partai nasdem
12. tidak boleh menjahit baju sendiri
mitos ini menyatakan bahwa calon pengantin wanita yang menjahit gaunnya sendiri akan menghadapi kesulitan dalam pernikahan, seperti pertengkaran atau perpisahan.
mitos ini mungkin berasal dari masa lalu ketika menjahit dianggap pekerjaan yang membutuhkan kesabaran dan ketelitian, sehingga diyakini bisa mencerminkan kualitas hubungan. 
namun, dalam kenyataannya, tidak ada bukti yang mendukung klaim ini.
banyak pengantin yang merancang dan menjahit sendiri gaun mereka sebagai bentuk ekspresi diri dan kreativitas.
baca juga:rp1,3 triliun, dewan sepakati nota kua ppas apbd 2025
13. tidak boleh menyebutkan tanggal pernikahan terlalu awal
kepercayaan ini didasarkan pada ketakutan bahwa mengumumkan tanggal pernikahan terlalu awal bisa mengundang masalah, seperti adanya gangguan dari pihak luar atau halangan yang tidak diinginkan.
mitos ini mungkin berakar dari rasa was-was atau kepercayaan pada “mata iri.” 
namun, dalam kenyataan, menyebutkan tanggal pernikahan lebih awal justru bisa membantu dalam perencanaan dan persiapan, serta memberikan waktu bagi tamu undangan untuk menyiapkan kehadiran mereka.
baca juga:9 pelajar smp dan sma digeledah dan diamankan satpol pp karena ketahuan ini
14. menghindari pemakaian alas kaki baru pada hari pernikahan
ada mitos yang menyatakan bahwa memakai sepatu baru pada hari pernikahan bisa menyebabkan pernikahan “pincang” atau tidak berjalan lancar.
ini mungkin terkait dengan ketidaknyamanan yang bisa ditimbulkan oleh sepatu baru yang belum sepenuhnya “dibiasakan.” 
namun, fakta menunjukkan bahwa sepatu baru bukanlah faktor yang menentukan keberhasilan pernikahan.
jika sepatu baru dirasa nyaman dan tidak menyebabkan masalah pada hari pernikahan, maka tidak ada alasan untuk tidak memakainya.
baca juga:terima rekom nasdem dan pks, gusnan dan paman ii optimis menang di pilkada bengkulu selatan 
kesimpulannya, meskipun tidak ada bukti ilmiah yang mendukung mitos-mitos ini, kepercayaan terhadapnya masih bertahan di banyak kalangan, terutama di daerah pedesaan yang kuat mempertahankan tradisi leluhur. 
mitos seringkali dilestarikan sebagai bagian dari budaya yang bertujuan untuk menjaga harmoni dan menghindari hal-hal yang dianggap dapat membawa kesialan.
selain itu, mitos-mitos ini juga berfungsi sebagai bentuk kontrol sosial dan cara untuk memperkuat rasa kebersamaan dalam komunitas.
bagi calon pengantin, mengetahui mitos-mitos ini penting agar mereka dapat mengambil keputusan yang bijak dan tidak terbawa oleh rasa takut yang tidak berdasar. 
sebaliknya, fokus utama menjelang pernikahan sebaiknya adalah pada persiapan mental, emosional, dan logistik yang matang, serta bagaimana membangun fondasi yang kuat untuk kehidupan bersama pasangan.