DLH Rejang Lebong Siapkan Rencana Pendirian BLUD Persampahan

ANGKUT: Petugas kebersihan dari DLH Kabupaten Rejang Lebong saat mengangkut sampah di wilayah Pasar Atas.-foto: arie/koranrb.id-

Untuk memastikan bahwa SDM yang ada siap menjalankan tugas sesuai dengan standar yang ditetapkan, diperlukan pelatihan dan pengembangan kompetensi secara berkelanjutan. DLH Rejang Lebong harus memastikan bahwa para ASN dan tenaga honorer yang akan terlibat dalam BLUD ini memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengelola persampahan secara efektif. 

"Selain itu, perlu juga dipersiapkan struktur organisasi yang jelas serta pembagian tugas yang terperinci untuk memastikan operasional BLUD berjalan lancar," ungkapnya.

Budianto menambahkan, pendirian BLUD Persampahan ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat bagi Kabupaten Rejang Lebong, terutama dalam hal pengelolaan sampah. Saat ini, volume sampah yang dihasilkan dari pemukiman dan pasar di Kabupaten Rejang Lebong mencapai 84 ton per hari.

Angka ini bahkan dapat meningkat hingga 100 ton per hari selama bulan Ramadan dan Lebaran. Tanpa pengelolaan yang baik, volume sampah yang besar ini dapat menimbulkan berbagai masalah lingkungan, seperti pencemaran air dan tanah, serta menurunkan kualitas hidup masyarakat.

Dengan adanya BLUD Persampahan, diharapkan proses pengumpulan, pengangkutan, dan pengolahan sampah dapat dilakukan secara lebih efisien. Sampah-sampah yang dihasilkan masyarakat akan dikumpulkan oleh petugas kebersihan DLH Rejang Lebong dan kemudian diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). 

BACA JUGA:Bisa Dicontoh Indonesia, Ini Kota Paling Indah dan Tertata Rapi di Dunia, Bukit Turis Betah Lama-lama

BACA JUGA:Desak Warem Jalan Loncor Ditutup

Saat ini terdapat dua TPA di Kabupaten Rejang Lebong, yaitu TPA Jambu Keling di Desa Bandung Marga, Kecamatan Bermani Ulu Raya, dan TPA di Desa Guru Agung, Kecamatan Padang Ulak Tanding. 

"Dengan pengelolaan yang lebih baik, diharapkan jumlah sampah yang diangkut ke TPA dapat dikurangi melalui peningkatan upaya daur ulang dan pengolahan sampah di sumbernya," urainya.

Selain itu, BLUD Persampahan juga diharapkan dapat menjadi sumber pendapatan bagi pemerintah daerah melalui penerapan retribusi persampahan yang lebih efektif. 

Dengan manajemen yang baik, BLUD dapat mengelola pendapatan ini untuk meningkatkan layanan persampahan serta mengembangkan infrastruktur dan teknologi pengelolaan sampah yang lebih modern. Hal ini pada akhirnya akan memberikan dampak positif terhadap lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

Dengan target operasional pada awal 2025, DLH Rejang Lebong masih memiliki waktu untuk menyelesaikan berbagai persiapan yang diperlukan. Selain melengkapi persyaratan administratif, DLH juga perlu fokus pada persiapan SDM dan infrastruktur. 

Pengadaan alat-alat pengelolaan sampah yang lebih modern serta peningkatan fasilitas di TPA menjadi beberapa hal yang harus diprioritaskan. 

Selain itu, penting juga untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai peran dan manfaat BLUD Persampahan, sehingga masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan.

"Keberhasilan BLUD Persampahan di Kabupaten Rejang Lebong akan sangat bergantung pada kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan pihak-pihak terkait lainnya. Dengan komitmen yang kuat dan upaya yang maksimal, diharapkan BLUD ini dapat menjadi model pengelolaan sampah yang efektif dan efisien, serta dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan dan masyarakat Kabupaten Rejang Lebong," pungkas Budianto.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan