Mengenal Politik Identitas, Serta 5 Dampak Terhadap Segregasi Sosial, Polarisasi Politik dan Konflik Kekerasan

POlITIK: Politik identitas merujuk pada praktik politik yang didasarkan pada kepentingan dan aspirasi kelompok-kelompok sosial. FOTO: PIXABAY --

KORANRB.ID - Politik identitas merujuk pada praktik politik yang didasarkan pada kepentingan dan aspirasi kelompok-kelompok sosial yang berbeda berdasarkan identitas tertentu, seperti suku, agama, ras, gender, atau orientasi seksual.

Dalam politik identitas, individu atau kelompok memperjuangkan hak-hak dan kepentingan mereka berdasarkan identitas yang mereka anggap paling mendefinisikan mereka, dan sering kali mereka merasa terpinggirkan atau tidak terwakili dalam struktur sosial dan politik yang ada.

Istilah ini kerap digunakan untuk menggambarkan bagaimana kelompok-kelompok yang terpinggirkan berusaha menuntut pengakuan, keadilan, dan representasi politik yang lebih adil.

Namun, di sisi lain, politik identitas juga sering menjadi alat yang digunakan oleh elit politik untuk memobilisasi massa berdasarkan afiliasi identitas tertentu, kadang-kadang dengan memperkuat ketegangan dan polarisasi antar kelompok.

BACA JUGA:Badan Kesbangpol Ajukan Penambahan Anggaran Bantuan Partai Politik

BACA JUGA:Jelang Pilkada, Dewan Ingatkan Jangan Ada Kepentingan Dalam Pembangunan, Bawaslu Sorot Politik Uang

Politik identitas memiliki akar sejarah yang panjang, namun mulai mendapatkan perhatian besar sejak paruh kedua abad ke-20, terutama di negara-negara Barat.

Gerakan-gerakan hak-hak sipil di Amerika Serikat pada 1960-an, misalnya, adalah contoh awal yang jelas dari politik identitas, di mana orang kulit hitam Amerika menuntut hak-hak yang sama dengan warga kulit putih setelah bertahun-tahun mengalami diskriminasi rasial.

Gerakan feminisme, gerakan hak-hak LGBT, serta gerakan masyarakat adat di berbagai belahan dunia juga merupakan bentuk politik identitas yang muncul dari keinginan untuk melawan penindasan yang dialami oleh kelompok-kelompok minoritas.

Dalam konteks Asia, termasuk Indonesia, politik identitas juga memainkan peran penting.

BACA JUGA:Bawaslu Mukomuko Petakan Potensi Rawan, Politik Identitas Tidak Dibenarkan

BACA JUGA:Pastikan Tidak Ada Politik Identitas saat Pemilu, Ini Fasilitasi Caleg Stres di Mukomuko

Di Indonesia, politik identitas sudah terlihat sejak era kolonial ketika perlawanan terhadap kolonialisme sering kali dimobilisasi berdasarkan identitas kebangsaan.

Setelah kemerdekaan, politik identitas tetap relevan dalam politik kontemporer, terutama ketika berkaitan dengan isu-isu yang melibatkan agama, suku, dan kelompok etnis tertentu.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan