Jangan Terlalu Sering Mengkonsumsi Pemanis Buatan, Ini 6 Bahaya Mengintai
Pemanis buatan adalah zat yang ditambahkan ke makanan atau minuman untuk memberikan rasa manis tanpa menambah kalori sebanyak gula alami. --Pixabay
Meski banyak studi pada manusia belum menemukan bukti yang meyakinkan, penelitian pada hewan menunjukkan bahwa sakarin dapat meningkatkan risiko kanker kandung kemih.
FDA dan WHO telah menyetujui penggunaan pemanis buatan ini dalam batas yang aman, tetapi konsumsi berlebihan tetap harus dihindari untuk mengurangi potensi risiko jangka panjang.
5. Kecanduan Rasa Manis.
Salah satu masalah utama dari penggunaan pemanis buatan adalah kemampuannya untuk menguatkan kecanduan terhadap rasa manis.
Karena pemanis buatan jauh lebih manis dari gula alami, konsumsi jangka panjang bisa membuat seseorang semakin terbiasa dengan makanan dan minuman manis.
Ini bisa menyebabkan kebiasaan buruk dalam memilih makanan yang sarat gula atau pemanis buatan, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap pola makan yang tidak sehat.
BACA JUGA:Sah! Jumlah DPT Kota Bengkulu 275.513, Terbanyak Berada di Kecamatan Selebar
6. Gangguan Kognitif.
Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa konsumsi pemanis buatan dalam jumlah besar bisa berdampak negatif pada fungsi otak, termasuk memori dan kemampuan belajar.
Batas Aman Konsumsi Pemanis Buatan.
Badan pengawas kesehatan di berbagai negara, termasuk Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat dan European Food Safety Authority (EFSA) di Eropa, telah menetapkan batasan asupan harian yang dapat diterima untuk berbagai pemanis buatan.
Misalnya, asupan harian yang dapat diterima untuk aspartam adalah sekitar 50 mg per kilogram berat badan.
Ini berarti seseorang dengan berat badan 60 kg dapat mengonsumsi sekitar 3.000 mg aspartam per hari tanpa risiko kesehatan yang signifikan.
Namun, penting untuk diingat bahwa batas ini didasarkan pada konsumsi harian dalam jangka waktu lama, dan setiap individu bisa memiliki toleransi yang berbeda-beda.