Inflasi di Provinsi Bengkulu Terkendali, Ini Hasil Surve BPS Provinsi Bengkulu

PAPAR: Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Ir. Win Rizal, ME dan Asisten I Setda Provinsi Bengkulu, Khairil Anwar, kemarin--ABDI/RB

BACA JUGA: Harga BBM Nonsubsidi Turun, Pemprov Bengkulu Pantau Ketersediaan Pertalite di SPBU

Sementara itu, BPS Kota Bengkulu merilis perkembangan Indeks Harga Kosumen (IHK), Kota Bengkulu selama September 2024 mengalami inflasi sebesar 1,84 persen. 

Kepala BPS Kota Bengkulu Ir. Marwansyah menyampaikan Kota Bengkulu selama September 2024 mengalami inflasi Year On Year (y-on-y) sebesar 1,84 persen dengan Indeks Harga Konsumen sebesar 105,90.

“Kebetulan sama dengan inflasi y-on-y Nasional, 1,84 persen juga,” kata Narwansyah.

Selanjutnya Marwansyah menjelaskan dari catatan BPS Kota Bengkulu Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks harga kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 3,24 persen, meliputi kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,26 persen.

BACA JUGA:Pj Sekda Janji Kembalikan Marwah Netralitas ASN, Plt Bupati Lebong Sampaikan Ini

Kemudian kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tanga sebesar 0,62 persen setelah itu kelompok kesehatan sebesar 1,68 persen, kelompok transportasi sebesar 0,93 persen.

Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,81 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,84 persen.

Kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran sebesar 2,54 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 6,53 persen. 

“Kalau kita lihat perkembangan inflasi dari tahun ke tahun, trennya sekarang di September 2024 termasuk yang terendah inflasinya 1,84 persen, bulan lalu, y on y Agustus 2,31 persen,” katanya 

BACA JUGA:Pilkada, PJs Bupati Seluma: ASN Tidak Boleh Memihak

kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks (deflasi), yaitu kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tanga sebesar 1,02 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa kuangan sebesar 0,51 persen.

“Inflasi berdasarkan kelompok pengeluaran y on y hanya 2 kelompok yang mengalami deflasi yakni kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tanga kelompok informasi, komunikasi, dan jasa kuangan,” sampai Marwansyah.

Komoditas yang dominan memberikan andil atau sumbangan inflasi y-on-y pada September 2024, antara lain beras, emas perhiasan, sigaret kretek Mesin (SKM), nasi dengan lauk, sigaret kretek tangan (SKT), tarif parkir, kentang, kontrak rumah, mobil, kopi bubuk, gula pasir, mie kering instant, ikan nila, daging ayam ras, ayam goreng, bakso siap santap, jengkol, shampo, bawang putih, dan sekolah dasar. 

Sedangkan komoditas yang memberikan andil atau sumbangan deflasi y-on-y, antara lain, cabai merah, tomat, air kemasan, telur ayam ras, bensin, angkutan udara, lemari pakaian, sandal karet pria, telepon seluler, detergen cair, masker, televisi berwarna, celana panjang jeans pria, sepatu olahraga wanita, sabun detergen bubuk, sabun mandi cair, ayam hidup, sawi putih atau pecay dan atau pitsai, labu siam atau jipang, dan tempe.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan