Seri Tulisan Hari Pahlawan 2024, PANGERAN ALI, DARI CAMAT PERANG SAMPAI BON PERANG

foto Pangeran Ali bersama cucunya: Drs. Damrah dan Sumiati.--istimewa

Tahun 1939 pemerintahan Pangeran Ali mengalami ujian berat karena Marga Suku IX Muara Aman Lebong yang dipimpin Pangeran Zainul Abidin menggugat sebagian wilayah Marga Ketahun khususnya wilayah yang terdapat tambang emas seperti Lebong Tandai dan sekitarnya. 

Pangeran Ali segera melakukan rapat darurat di kantor Marga seluruh Depati (Kepala Desa) dan tokoh masyarakat diundang dan diminta pendapatnya. 

"Seujung jari kita tak akan mundur, bila perlu perang, orang kita berani menikam Residen Amstel dan Controleur Casten di sungai Bintunan untuk membela kehormatan", ujar Terusin yang bergelar Napal Licin, sekalipun usianya waktu itu belum 25 tahun tapi dia salah satu orang yang tidak mau membungkuk jika bertemu dengan orang Belanda.

Seketika peserta rapat bertepuk tangan, bersorak gembira. (Tentang peristiwa Bintunan ini, baca : Agus Setiyanto, Gerakan Sosial Masyarakat Bengkulu Abad XIX, hal: 97, Penerbit Ombak, 2015).

BACA JUGA: Pemkab Mukomuko Berencana Unsul Pembangunan LPKB di Tahun 2025

Kembali ke sosok Terusin, dialah yang memamerkan kesaktiannya dengan permainan lesung melayang diudara tanpa tali ketika pesta pernikahan Pangeran Ali dengan Siti Walimah. 

Setelah suasana rapat kembali tenang, tibalah gilirannya Pangeran Ali memberikan pendapatnya. 

"Kita bukan mau perang fisik, sebab marga suku IX Muara Aman adalah saudara kita sebangsa setanah air, apalagi masyarakat di Marga Ketahun khususnya Napal Putih sebagian asal usulnya berasal dari suku Rejang Marga Bermani yang berada di belakang Bukit Daun Curup.

Kita ingin menyelesaikan masalah ini dengan strategi dan taktik serta dengan hati dan kepala dingin", ujar Pangeran Ali.

BACA JUGA:2 Pj Sekda Lebong Dibatalkan Kemendagri, Plt Bupati Diminta Usulkan Tiga Nama Baru

Pendapat Pangeran Ali diperkuat oleh Maluha seorang cerdik pandai dari Muara Santan.

Setelah itu tak ada lagi perdebatan, semuanya patuh pada Pangeran Ali, hanya terlihat Terusin di sudut ruangan yang sesekali mengelus-elus gagang keris dipinggangnya. 

Rapat hari itu menghasilkan keputusan pembentukan tim yang langsung diketuai oleh Pangeran Ali untuk menghadapi gugatan Marga Suku IX.  

Seminggu kemudian tibalah kedatangan rombongan Pangeran Zainul Abidin didampingi  Controleur Rejang yang bermarkas di Kepahiang sementara Marga Ketahun didampingi Controleur Lais. 

BACA JUGA:Mendes PDT Prioritaskan Kemajuan Desa di Bengkulu

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan