Seri Tulisan Hari Pahlawan 2024 (habis): PANGERAN ALI, DARI CAMAT PERANG SAMPAI BON PERANG

Pangeran Ali, dari camat perang sampai Bon Perang--Agustam Rahman

Demikian juga Surat Ketetapan Nomor 54/49 tanggal 4 Juli 1949 yang ditandatangani oleh AK. Gani berisi pengangkatan Kapten Sjafuan Gatam sebagai Ketua Cabang Mahkamah Tentara Pesisir Utara, Bupati Radjemat sebagai Advisor dan Letnan Muda Sabi'i. M. Ali sebagai Jaksa Tentara juga mencantumkan Bukit Barisan (Lebong Tandai) sebagai tempat ditetapkannya. 

BACA JUGA: 2 Pesawat Sempat Gagal Mendarat, Aktivitas Penerbangan Bandara Fatmawati Soekarno Kembali Normal

"Ini perintah, kepada Tuan Pangeran supaya menerima tanggung-jawab sebagai Camat untuk wilayah Ketahun-Sebelat", ujar Mohamad Hasan suatu sore.  

Lama Pangeran Ali termenung sebelum mengangguk,  bisa saja dia menolak apalagi mereka berdua teman lama sejak Mohamad Hasan bertugas sebagai Guncho di Lais saat jaman Jepang. 

Mohamad Hasan yakin bahwa perintahnya tak akan ditolak, dia tahu betul sosok dihadapannya sejak jaman Belanda  adalah pengobar semangat kebangsaan lewat PERTI dan Muhammadiyah. Dia tahu betul bahwa sampai tulang sumsum Pangeran Ali adalah merah putih. 

Oya uniknya pengangkatan Pangeran Ali sebagai Camat tidak ada pelantikan dan tidak ada Surat Keputusan dan tanpa gaji hal itu dikarenakan situasi genting perang revolusi. 

Sejak itu pula Pangeran Ali mendapat julukan sebagai Camat Perang, tugasnya adalah memberikan penerangan melalui rapat-rapat terbatas atau rapat umum supaya rakyat bersatu-padu mendukung proklamasi.

BACA JUGA:DKP Rejang Lebong Pantau Penyaluran Bantuan Pangan Tahap III ke 19.674 KPM di 15 Kecamatan

Dukungan dapat berupa tenaga, pikiran atau jika mampu dapat juga memberi uang dan hasil bumi berupa pisang, kelapa, beras, jagung untuk logistik perang melawan Belanda.  

Pangeran Ali lebih dulu memberi contoh nyata dengan menjual 2 mobil truck dan 1 mobil penumpang merk Ford buatan Amerika miliknya dan uangnya diberikan kepada Muhamad Hasan selaku Bupati.

Pangeran Ali juga mendapat tugas berat yaitu menembus blokade Belanda di Muara Aman yang melarang beras dibawa keluar dari Muara Aman. Semula harga beras sekaleng di Napal Putih saking langkanya dihargai 22 gram emas atau senilai 36 ribu rupiah URIPSS (Uang Republik Indonesia Provinsi Sumatera Selatan) tapi berkat usaha Pangeran Ali mendatangkan beras dari Muara Aman maka harganya turun menjadi 1,5 gram emas perkaleng. 

Wajar saja blokade Belanda dapat ditembus, sebab Pangeran Ali melakukan hubungan rahasia dengan Pangeran Marga Suku IX Zainul Abidin yang dulu pernah berhadap-hadapan dengannya dalam sengketa wilayah, tapi kemudian demi membela proklamasi keduanya bekerjasama bahu-membahu.

BACA JUGA:4.254 Anak di Kota Bengkulu Belum Miliki Akta Kelahiran, Ini Penyebabnya

BON PERANG 

Sejak Lebong Tandai dan Napal Putih ditetapkan sebagai markas gerilya dan Pusat Pemerintahan Gubernur Militer Sumatera Bagian Selatan banyak Tentara reguler dan Laskar datang silih berganti. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan