Bentang Alam Seblat Kian Memprihatinkan

Tampak hutan berubah menjadi lahan perkebunan --firmansyah/rb

KORANRB.iD - BENTANG Alam Seblat memiliki luas 323.000 ha.

Kawasan ini membentang dari Sungai Ketahun sampai dengan Air Majunto yang secara administratif wilayah ini berada di dua kabupaten yakni Bengkulu Utara dan Mukomuko.

Kawasan ini terdiri dari Taman Nasional (TN), Hutan Produksi Terbatas (HPT), Hutan Produksi Tetap (HP) dan Areal Penggunaan Lain (APL).

Secara ekologis kawasan ini berfungsi sebagai penyangga sumber penghidupan masyarakat Kecamatan Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara sampai dengan Kecamatan Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko.

BACA JUGA:Pasar Modal Sepanjang 2024 Tunjukkan Tren Positif, Perdagangan BEI Tahun 2024 Ditutup

BACA JUGA:IKI Desember 2024 Ditopang Ekspansi 19 Subsektor

Kawasan ini juga merupakan hulu dari sungai-sungai besar dan terbagi menjadi beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS) yakni DAS Teramang, Retak, Ipuh, Air Rami, Seblat, Sabai dan Senaba.

Selain itu Kawasan ini menjadi wilayah kehidupan satwa kharismatik seperti gajah Sumatera dan harimau Sumatera serta menjadi habitat bunga Rafflesia yang menjadi ikon Provinsi Bengkulu.

Keberadaan satwa kharismatik ini berfungsi dalam memelihara lingkungan dan menjaga keseimbangan rantai makanan di hutan.

Contohnya gajah Sumatera yang hidupnya berkelompok, dapat dibayangkan jalnnya rombongan gajah, mereka melakukan penyebaran benih, penjarangan setiap hari, membuka ruang sinar matahari tembus ke lantai hutan sehingga potosintesa bisa berjalan dan memberikan ruang regenerasi hutan.

BACA JUGA:Simsalabim, Rambah Hutan Mukomuko jadi Perkebunan Kelapa Sawit

BACA JUGA:Terlupakan, PTM Kota Bengkulu Semakin Sepi Pengunjung

Saat ini populasi gajah Sumatera di bentang alam seblat mengalami penurunan, walaupun belum ada angka pasti. Populasi gajah dikawasan ini diperkirakan sebanyak 40-50 ekor yang terbagi menjadi 2 kelompok yakni kelompok Air Teramang dan Kelompok Air Rami.

“Saat ini populasi gajah semakin memprihatinkan dan salah satu alasannya berkenaan dengan pembukaan lahan dan pembalakan di kawasan ini.

Hal ini menyebabkan kelompok-kelompok gajah terfragmentasi dan kelompok-kelompok gajah ini sulit untuk bertemu dengan kelompok lainnya sehingga daya dukung populasi semakin terbatas dan rawan menimbulkan perkawinan sedarah (Inbreeding) yang akan menurunkan fungsi genetik dan mempercepat laju kepunahan,” kata Direktur Eksekutif Genesis, Egi Saputra.

Konsorsium Bentang Alam Seblat memiliki wilayah konsentrasi.

BACA JUGA: Setelah Diresmikan, Bus AKAP Wajib Beroperasi di Terminal Air Sebakul

BACA JUGA:Rumah Sakit Tolak Pasien, Dinkes Provinsi Bengkulu Lakukan ini

Yakni Taman Nasional Kerinci Seblat 17.500 Ha, HPT Air Ipuh I 19.659 Ha, HPT Air Ipuh II 6.500 Ha, HP Air Rami 14.010 Ha, HP Air Teramang 4.818 Ha, HPT Lebong Kandis 12.000 Ha,  APL 6.500 Ha dengan total 80.987 Ha.

Kawasan bentang alam seblat juga dibebani izin skala besar diantaranya  IUPHHK-HA PT Bentar Arga Timber seluas 20.911,89 Ha,  PT Anugrah Pratama Inspirasi seluas 23.564,26 Ha. Lalu HGU PT Alno Agro Utama seluas 5.592,71 Ha,  dan IUP PT Inmas Abadi seluas 4.051 Ha

Hasil analisis tutupan hutan periode Juni 2022 menemukan tutupan non hutan pada wilayah ini seluas 28.128,93 ha.

Dilihat dari rentang waktu 2020-2022 telah terjadi perubahan tutupan hutan seluas 6.358 Ha.

BACA JUGA:Pungli Parkir di Jalan Cendana, Bapenda Kota Bengkulu: Berhenti Sekarang!

BACA JUGA:10.156 Warga Kota Bengkulu Masih Menganggur

Temuan di lapangan, kawasan Bentang Alam Seblat habis dirusak diambil kayunya dan ditanami sawit secara ilegal.

Serta ditemukan 109 titik kegiatan perambahan dan 34 titik pembalakan liar serta 7 titik indikasi perburuan satwa liar.

Hasil pendalaman informasi yang dilakukan konsorsium ada beberapa aktor besar yang melakukan kegiatan kejahatan kehutanan di Bentang Alam Seblat dengan inisial HB, TR, RT, KR, TRB, MW, ZD, BR, BS dan RS.

Pada bulan November 2022 tim patroli gabungan yang dilakukan KPHP Mukomuko, Polres Mukomuko dan Kodim 0428/Mukomuko mengamankan alat berat jenis bulldozer dengan merk Komatsu type D 65P-12 di wilayah HP Air Ipuh I yang sedang melakukan kejahatan.

BACA JUGA:NAL Minta PGE Lebong Tanggung Jawab atas Dampak Longsor 2016

BACA JUGA:Stok Sedikit, Harga Cabai Merah Tembus Rp60 Ribu/Kg

“Perkembangan kasus temuan ini belum menemukan titik terang.” Kata Egi.

Tidak hanya itu pada bulan Februari 2023, Egi menuturkan, Tim Patroli Kolaboratif Konsorsium yang terdiri dari Polhut DLHK Provinsi Bengkulu, Balai Besar TNKS Resort Bengkulu Utara-Mukomuko dan tim patroli konsorsium melakukan kegiatan patroli di wilayah HP Air Teramang.

Tim patroli menemukan 1 unit alat berat jenis excavator merk CAT 320 GC sedang melakukan aktivitas ilegal.

Temuan ini sudah dilakukan identifikasi oleh Polres Sungai Rumbai dan Polhut DLHK Provinsi Bengkulu. 

Berdasarkan temuan ini DLHK Provinsi Bengkulu telah menyusun Laporan Kejadian (LK). Selanjutnya LK tersebut sudah disampaikan kepada Polda Bengkulu. 

Sementara di lapangan, alat berat (barang bukti) tersebut sudah meninggalkan kawasan HP Air Teramang.

“Tidak optimalnya kerja dari pemangku kebijakan untuk mengamankan kawasan ini membuat aktivitas destruktif logging terus terjadi  dan pelepasan kawasan hutan di wilayah ini yang merupakan ancaman besar yang menyebabkan kerusakan habitat satwa liar seperti Gajah Sumatera, Harimau Sumatera dan satwa lainnya,” katanya.

Kurun waktu 2 tahun terakhir konsorsium bentang alam seblat menemukan 24 oknum yang diduga melakukan kegiatan kejahatan kehutanan di bentang alam seblat dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah mengeluarkan 2 Laporan Kejadian dan juga telah dilakukan pemanggilan terhadap beberapa oknum.

Informasi di lapangan juga ditemukan adanya aktor mulai dari tingkat lokal sampai dengan elit: Kepala desa, oknum APH, Legislatif dan Eksekutif dilingkar Kabupaten Mukomuko serta oknum KPHP Mukomuko.

Kerusakan kawasan hutan ini berdampak pada kehidupan satwa liar dan berakibat konflik antara manusia dan satwa liar. Salah satu contoh di wilayah Kecamatan Malin Deman Kabupaten Mukomuko, ada 11 ekor sapi dan 1 ekor kambing dimangsa harimau Sumatera.

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan