Pasar Modal Indonesia Dukung Program Strategis Pemerintah

BEI: Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia di Gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Kamis, 2 Januari 2025.-foto: ojk/koranrb.id-

“Jual beli saham sekarang seharusnya ini sudah mulai diajarkan bukan di tingkat mahasiswa lagi tapi bahkan di tingkat sekolah dasar sehingga mereka menjadi getting familiar with dengan bursa efek," kata Menkeu.

BACA JUGA:Daya 900 Watt, Bantuan Listrik Gratis Lanjut Tahun Ini

BACA JUGA:60 Ribu Benih Ikan Untuk Pokdakan Tahun 2025 Gratis: Hasil Penangkaran BBI Lubuk Pinang

Sri Mulyani juga menyampaikan dukungan pemerintah untuk pasar modal Indonesia diantaranya melalui penyempurnaan kerangka pengaturan di sektor keuangan dan penyelesaian produk turunan Undang-Undang (UU) Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK) dan implementasi pajak karbon serta regulasi batas emisi sektoral untuk mendorong pengembangan bursa karbon.

“Kami akan bekerjasama dengan para menteri-menteri terkait untuk bisa menyelesaikan produk turunan P2SK dan pengaturan sektor keuangan yang makin baik, makin memberikan ruang untuk berinovasi, berkreasi namun juga bertanggung jawab tetap menjaga governance basic dari principle pengelolaan korporasi dan bursa yang baik," tegas Sri Mulyani.

Per 30 Desember 2024, meskipun IHSG berada di posisi 7.079,91 poin atau secara year to date melemah sebesar -2,65 persen, namun nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp 12,33 ribu triliun atau secara ytd tumbuh sebesar 5,74 persen. Di pasar obligasi, ICBI tumbuh 4,82 persen ytd, menjadi 392,66.

Dari sisi penghimpunan dana di Pasar Modal, dana yang dihimpun melalui Penawaran Umum sampai 31 Desember 2024 mencapai Rp 259,24 triliun, dengan jumlah emiten baru sebanyak 43 Emiten. Kinerja Reksa Dana dari sisi Asset Under Management (AUM) tercatat sebesar Rp 840,6 triliun atau meningkat sebesar 1,44 persen ytd.

Penghimpunan dana melalui Securities Crowdfunding (SCF) mencapai Rp 1,35 Triliun, melalui 16 platform penyelenggara SCF yang berhasil dimanfaatkan oleh 708 pelaku UKM.

Capaian besar terjadi dari sisi pertumbuhan jumlah Single Investor Identification (SID) yang berhasil mencapai 14,8 juta SID, atau meningkat 22,21 persen ytd dan melebihi target pencapaian SID pada tahun 2024, di mana mayoritasnya didominasi oleh investor berusia di bawah 40 tahun, yakni sebesar 79 persen dari total SID.

Perdagangan Bursa Karbon per 30 Desember 2024 volume transaksinya tercatat mencapai 908 ribu ton CO2 ekuivalen, dengan total nilai transaksi akumulasi mencapai Rp 50,64 miliar sejak diluncurkan pada 26 September 2023 lalu. Hingga saat ini, sebanyak 100 perusahaan telah berpartisipasi sebagai pengguna jasa, dengan total unit karbon tersedia masih tersedia lebih dari 1,35 juta ton CO2 ekuivalen.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan