Mengapa Hewan Berbisa Tidak Keracunan? Berikut 5 Faktanya!

Reporter: Fran Sinatra |

Editor: Fazlul Rahman |

Kamis , 20 Mar 2025 - 18:00

Katak beracun. Foto: Ilustrasi/ fran/ meta ai/ koranrb.id--

Dengan cara tersebut, mereka dapat mengakumulasi racun dalam tubuh mereka tanpa mengalami keracunan.

Hal ini karena mereka telah beradaptasi untuk mengelola dan memanfaatkan racun tersebut sebagai mekanisme pertahanan terhadap predator.

2. Cara kerja batrachotoxin

Sinyal listrik, yang dikenal sebagai impuls saraf, dihasilkan oleh pergerakan ion-ion bermuatan positif, seperti natrium (Na+) dan kalium (K+), melalui membran sel neuron.

Dimana, proses ini terjadi melalui mekanisme yang disebut potensial aksi.

Pada saat neuron terstimulasi, saluran ion natrium terbuka, memungkinkan ion natrium masuk ke dalam sel.

Hal inilah yang menyebabkan depolarisasi, di mana bagian dalam sel menjadi lebih positif dibandingkan dengan bagian luar.

Apabila depolarisasi cukup kuat, ini akan memicu potensial aksi yang bergerak sepanjang akson neuron.

Setelah itu, saluran ion kalium terbuka, memungkinkan ion kalium keluar dari sel, yang mengembalikan keadaan sel ke potensi istirahat.

Dimana, gangguan pada saluran ion, baik karena faktor genetik, penyakit atau kerusakan fisik, dapat menghambat kemampuan neuron untuk mengirimkan sinyal.

Hal ini dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan, seperti gangguan neuromuskular, kelumpuhan atau masalah kardiovaskular, tergantung pada bagian tubuh yang terpengaruh.

Oleh karena itulah, pemahaman tentang bagaimana sinyal listrik ini bekerja sangat penting dalam bidang neurologi dan kedokteran.

mengapa hewan berbisa tidak keracunan? berikut 5 faktanya!                            bengkulu, koranrb.id- banyak makhluk hidup, seperti laba-laba dan ular, menggunakan racun atau bisa sebagai mekanisme pertahanan untuk melindungi diri dari pemangsanya.
dimana, racun ini tersebut melumpuhkan atau bahkan membunuh lawannya.
hal ini menunjukkan adaptasi unik dalam dunia hewan untuk bertahan hidup.
yuk, simak 5 fakta mengapa hewan berbisa tidak keracunan, yang telah dirangkum koranrb.id dan dikutip dari laman britannica, berikut ini:
1. para peneliti penasaran
baca juga:hati-hati! berikut 4 reptil ganas berada di sungai nil
penelitian yang dilakukan oleh para peneliti as mengenai katak beracun dari genus phyllobates dan racun batrachotoxin menarik.
hal ini karena memberikan wawasan baru tentang bagaimana beberapa hewan dapat bertahan hidup meskipun memiliki racun yang sangat berbahaya. 
batrachotoxin adalah salah satu racun paling kuat yang diketahui dan dapat mengganggu fungsi fisiologis penting.
hal tersebut seperti pengangkutan ion natrium, yang esensial untuk berbagai proses seluler, termasuk kontraksi otot dan transmisi impuls saraf.
adapun salah satu alasan mengapa katak beracun ini tidak keracunan oleh racunnya sendiri adalah adanya adaptasi fisiologis yang memungkinkan mereka untuk mengatasi efek racun tersebut. 
baca juga:bisa bernapas dalam air! berikut 5 fakta unik reptil anole air
dalam penelitian menunjukkan bahwa katak ini mungkin memiliki modifikasi pada saluran ion di membran sel mereka, yang membuat mereka kebal terhadap efek racun. 
selain itu, katak phyllobates juga mendapatkan racun mereka dari makanan yang mereka konsumsi, seperti serangga tertentu yang mengandung senyawa beracun. 
dengan cara tersebut, mereka dapat mengakumulasi racun dalam tubuh mereka tanpa mengalami keracunan.
hal ini karena mereka telah beradaptasi untuk mengelola dan memanfaatkan racun tersebut sebagai mekanisme pertahanan terhadap predator.
2. cara kerja batrachotoxin
baca juga:berbahaya! berikut 5 fakta unik ular berbibir putih, reptil berwarna cantik
sinyal listrik, yang dikenal sebagai impuls saraf, dihasilkan oleh pergerakan ion-ion bermuatan positif, seperti natrium (na+) dan kalium (k+), melalui membran sel neuron. 
dimana, proses ini terjadi melalui mekanisme yang disebut potensial aksi.
pada saat neuron terstimulasi, saluran ion natrium terbuka, memungkinkan ion natrium masuk ke dalam sel. 
hal inilah yang menyebabkan depolarisasi, di mana bagian dalam sel menjadi lebih positif dibandingkan dengan bagian luar. 
apabila depolarisasi cukup kuat, ini akan memicu potensial aksi yang bergerak sepanjang akson neuron. 
baca juga:predator puncak di habitatnya! berikut 5 jenis reptil purba
setelah itu, saluran ion kalium terbuka, memungkinkan ion kalium keluar dari sel, yang mengembalikan keadaan sel ke potensi istirahat.
dimana, gangguan pada saluran ion, baik karena faktor genetik, penyakit atau kerusakan fisik, dapat menghambat kemampuan neuron untuk mengirimkan sinyal. 
hal ini dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan, seperti gangguan neuromuskular, kelumpuhan atau masalah kardiovaskular, tergantung pada bagian tubuh yang terpengaruh.
oleh karena itulah, pemahaman tentang bagaimana sinyal listrik ini bekerja sangat penting dalam bidang neurologi dan kedokteran.
baca juga:masih hidup hingga saat ini! berikut 5 jenis reptil tertua di dunia
3. keracunan seharusnya alamiah
dalam penelitian mengenai katak phyllobates dan strategi sequestration yang mereka gunakan untuk bertahan hidup meskipun memiliki racun berbahaya seperti batrachotoxin sangat menarik. 
adapun  strategi ini memungkinkan katak tersebut untuk menyimpan racun tanpa mengalami efek merugikan, berkat adanya "spons protein" yang berfungsi menyerap dan menahan racun tersebut.
batrakotoksin merupakan salah satu racun paling kuat yang diketahui dan katak phyllobates dapat mengumpulkannya dari makanan mereka, seperti serangga tertentu. 
baca juga:belum punah! berikut 6 fakta unik tuatara, reptil zaman purba
dengan adanya spons protein yang mengikat racun ini, katak dapat mencegah racun mencapai saluran ion natrium mereka, yang biasanya akan terpengaruh oleh racun tersebut. 
hal ini menunjukkan adaptasi yang luar biasa dalam evolusi katak ini untuk bertahan hidup di lingkungan yang berpotensi berbahaya.
studi tentang racun dan mekanisme pertahanan ini tidak hanya memberikan wawasan tentang biologi katak.
namun demikian juga dapat memiliki implikasi dalam pengembangan obat dan terapi baru, mengingat potensi racun ini dalam pengobatan.
baca juga:reptil endemik kepulauan canary! berikut 5 fakta unik kadal raksasa la palma
4. strategi para hewan supaya tidak keracunan
hewan-hewan beracun dan berbisa mempunyai berbagai strategi untuk melindungi diri mereka dari efek racun atau bisa yang mereka hasilkan. 
terdapat tiga strategi supaya hewan tidak keracunan seperti, mutasi genetik, kemampuan untuk membuang racu dan sequestration.
adapun ketiga strategi tersebut menunjukkan bagaimana evolusi telah memungkinkan hewan-hewan beracun dan berbisa untuk bertahan hidup dan berfungsi dengan baik dalam ekosistemnya.
walaupun mereka memproduksi zat-zat yang berpotensi berbahaya bagi diri mereka sendiri.
baca juga:bertelur seperti reptil! berikut 5 fakta unik nokdiak, punya pertahanan yang efektif
5. lantas, bagaimana dengan ular berbisa?
ular berbisa mempunyai kelenjar racun yang memproduksi racun. 
dimana, racun ini disimpan dalam kelenjar dan hanya dikeluarkan saat ular menggigit mangsa. 
proses tersebut memastikan bahwa ular tidak terpapar racunnya sendiri.
taring ular dirancang untuk menyuntikkan racun ke dalam mangsanya. 
pada saat ular menggigit, maka racun mengalir melalui saluran di taring dan masuk ke dalam tubuh mangsa, bukan ke dalam tubuh ular itu sendiri.
baca juga:bertelur seperti reptil! berikut 5 fakta unik nokdiak, punya pertahanan yang efektif
ular memiliki sistem kekebalan yang dapat memproduksi antibodi atau zat lain yang berfungsi sebagai antidot terhadap racun mereka sendiri. 
hal ini mirip dengan bagaimana sistem kekebalan manusia bekerja untuk melawan infeksi.
walaupun ular tidak keracunan oleh racunnya sendiri, mereka tetap rentan terhadap racun dari spesies ular lain. 
setiap jenis racun mempunyai komposisi kimia yang berbeda dan sistem kekebalan ular mungkin tidak dapat mengenali atau melawan racun dari spesies lain.
baca juga:reptil terbesar di dunia! berikut 5 fakta unik buaya
adapun kemampuan ular untuk tidak keracunan oleh racunnya sendiri adalah hasil dari evolusi. 
hal ini memungkinkan mereka untuk berburu dan bertahan hidup tanpa risiko terpapar racun yang mereka hasilkan.
dengan memahami mekanisme ini, maka kita dapat lebih menghargai bagaimana hewan berbisa, termasuk ular, telah beradaptasi untuk bertahan hidup di lingkungannya. (**)

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Rakyat Bengkulu Senin, 24 Maret 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan