Buka Karpet Merah Investasi 2024
UMKM: Gubernur Bengkulu, Prof. Dr. H. Rohidin Mersyah, M.MA saat memasarkan produk UMKM di Malaysia, beberapa waktu lalu. --bella/rb
Sementara itu, Anggota DPRD Provinsi Bengkulu, Dempo Xler, S.IP, M.AP, menyampaikan dalam pengembangan investasi tersebut juga diperlukan hilirisasi. Seperti halnya industri sawit yang menurutnya tidak hanya bisa dijual dalam bentuk crude palm oil (CPO) saja.
BACA JUGA:Butuh Realisasi Investasi Rp 1.650 Triliun
Namun, bisa juga di hilirisasi atau dikembangkan menjadi produk minyak goreng atau seperti sabun dan lainnya. Hal tersebutlah yang perlu terus didorong dengan bekerjasama dengan pedagang besar.
"Itu bisa dilakukan dengan beberapa turunan, seperti minyak goreng, sabun, dan lainnya. Sayang, potensi CPO kita di Bengkulu ini cukup tinggi. Ke depan pengembangan-pengembangan industri seperti itu yang di inginkan. Sehingga dapat menambah nilai jualnya," katanya.
BACA JUGA:Wanxinda Group Indonesia Investasi Rp 1 Triliun di Grand Batang City Jateng
Bengkulu memiliki support anggaran yang minim, maka dari itu menurut Dempo jika tidak ada support dari pihak swasta, seperti halnya para investor ini. Maka akan sulit sekali untuk bergerak, apalagi maju. “Untuk itu, kita tidak boleh juga anti dengan investor. Semuanya harus memiliki peran yang seimbang," tutupnya. (bil)