Kemenkes Transisi Penanganan Gangguan Jiwa, Deteksi Dini lewat Keluarga dan Lingkungan

Budi Gunadi Sadikin --

 

JAKARTA, KORANRB.ID – Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) kerap mendapatkan diskriminasi. Kesadaran masyarakat untuk kesehatan jiwa juga masih setengah-setengah. Melihat hal itu, Kementerian Kesehatan menyadari perlunya dimulai transisi layanan kesehatan jiwa yang berfokus pada promotif dan preventif.

Salah satunya adalah melalui kickoff pengembangan model layanan kesehatan jiwa berbasis masyarakat. Pilot project itu diluncurkan di Manado, Sulawesi Utara, Jumat (27/10) lalu.

BACA JUGA:Satgas Cartenz Identifikasi Enam Korban KST, Dua Jenazah Didapati tanpa Kartu Identitas

Menkes Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, pasien gangguan jiwa berhak mendapatkan layanan terapi medis yang tepat. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi harus mendukung hal ini. ’’Melalui pilot project ini, layanan penanganan kesehatan jiwa akan kembali didekatkan kepada masyarakat dan meminimalkan rawat inap di rumah sakit,’’ ucapnya.

Agar pasien segera pulih, Budi ingin adanya keterlibatan keluarga dan dukungan lingkungan sekitar. Terutama untuk memberikan layanan humanis tanpa adanya tindakan-tindakan diskriminatif. ’’Baik bagi mereka yang mengalami gangguan mood, ansietas, skizofrenia, maupun gangguan neurodevelopmental seperti autisme, gangguan neurodegeneratif seperti demensia, maupun adiksi NAPZA. Kesehatan jiwa haruslah untuk semua,’’ ucapnya.

BACA JUGA:Tonali Menandai ”Perpisahan” 10 Bulan dengan Kekalahan

Hari Kesehatan Jiwa Sedunia jatuh setiap 10 Oktober. Melalui proyek pionir itu, diharapkan dapat menggeser fokus penanganan kesehatan jiwa. ’’Yang harus dikejar adalah promotif preventif, bukan kuratif. Yang harus dikejar adalah sisi hulu bukan hilir,’’ ucap Budi. Upaya promotif preventif yang dimaksud adalah memberikan edukasi kepada masyarakat secara masif terkait pentingnya menjaga kesehatan jiwa.

Menurut Budi, perlu adanya skrining awal agar gejala gangguan kesehatan jiwa dapat diatasi sebelum menjadi parah. Mulai dari lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, lingkungan kerja. Sehingga, perlu dirumuskan bagaimana cara untuk mendeteksi gejala gangguan kesehatan mental lebih awal.

BACA JUGA:Hotel Garden Palace Dilelang Laku Rp 218 Miliar

Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Maria Endang Sumiwi menyampaikan, saat ini seluruh dunia sedang melakukan transformasi kesehatan jiwa. Tujuannya adalah mendekatkan akses dan menjangkau siapa pun yang membutuhkan pelayanan kesehatan jiwa berbasis masyarakat. ’’Kita juga sudah mendapatkan melalui ketua lingkungan di Kota Manado, sudah dilakukan pendataan keluarga,’’ ucapnya. (lyn/c17/bay)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan