Para Konglomerat Merapat ke Prabowo, Anies: Kita Didukung Rakyat
Para konglomerat merapat ke Prabowo, Anies: Kita didukung rakyat --ist/rb
BACA JUGA:Diteriaki Gemoy, Prabowo : Lanjutkan Program Jokowi
BACA JUGA:Prabowo Tiba di Bengkulu, Didampingi Raffi Ahmad dan Zulkifli Hasan
Ia mengatakan pernyataan Boy Thohir hanya klaim. Karena, kata dia, Djarum Group tidak pernah memberikan arahan kepada karyawannya untuk mendukung salah satu paslon.
Sorotan juga disampaikan politikus PDIP yang juga anggota Komisi XI DPR RI Prof Dr Hendrawan Supratikno.
Ia menilai apa yang disampaikan Boy Thohir itu seperti suara pengusaha yang sedang panik karena rival Prabowo-Gibran di Pilpres 2024, yakni Ganjar Pranowo-Mahfud Md menyuarakan komitmen penegakan hukum.
“Sehingga kekuasaan yang selama ini dinikmati, ingin terus digenggam. Orang-orang seperti ini takut dengan siapa pun yang menyuarakan konitmen terhadap penegakan hukum. Mereka merasa terancam," katanya di Jakarta, Selasa malam 23 Januari 2024.
BACA JUGA:Prabowo ke Bengkulu ; Petani, Nelayan dan UMKM Deklarasi Dukungan
BACA JUGA:Kedatangan Prabowo Boyong Raffi Ahmad
Hendrawan adalah politikus senior PDIP. Sedangkan PDIP adalah pengusung capres-cawapres nomor urut 3 di Pilpres 2024, Ganjar Pranowo-Mahfud Md.
Dalam empat kali debat capres/cawapres, Ganjar-Mahfud selalu menyuarakan komitmen untuk menegakkan hukum dengan tegas dan adil.
“Bagi kalangan masyarakat luas, pengusaha yang takut perubahan biasanya mereka yang sudah bergelimang fasilitas dan akses kredit. Kalau pengusaha tulen berpikir jangka panjang, karena mereka lebih mengharapkan ekosistem bisnis yang bersih dan berdaya saing," cetusnya.
Menurut Hendrawan, hukum yang ditegakkan dengan benar dan etika publik yang kuat menjadi harapan dan solusi bagi kemajuan bangsa.
BACA JUGA:Anies Ziarah, Prabowo-Gibran Janjikan Pemerataan, Ganjar Bertemu Anak Muda
BACA JUGA: Menangkan Prabowo-Gibran, Kaesang: Target Satu Putaran
“Penegakan hukum itulah yang ditakutkan oleh para pengusaha yang selama ini sudah bergelimang fasilitas dan kredit. Mereka takut perubahan sehingga mendukung ‘status quo’. Sebab kalau kondisi berubah, mereka bisa tergilas," tandas Hendrawan.