Terpuruknya Nilai Tukar Rupiah Untungkan 3 Komoditas Ekspor di Bengkulu

TAMBANG: Kegiatan pengambilan batu bara di salah satu kawasan pertambangan di Kabupaten Bengkulu Tengah. Foto: Jeri Yasprianto/RB--

Dalam catatan Gapki, pupuk berkontribusi setidaknya sebesar 20% dari biaya operasional. 

Dengan demikian, pelemahan rupiah bakal berkontribusi terhadap penambahan beban operasional bagi perusahaan perkebunan kelapa sawit yang juga memiliki pabrik CPO.

Pengamat Ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad mengatakan pelemahan rupiah yang diproyeksikan bertahan selama 1—2 bulan ke depan.


EKSPOR: Batu bara yang siap diangkut ke kapal menuju luar negeri. Foto: Google--

Tentu ini memberikan peluang kepada Indonesia karena nilai produk nasional yang dipasarkan di luar negeri bakal lebih kompetitif dibandingkan  dengan produk lain.

Hanya saja yang jadi permasalahan selama ini, menurutnya Indonesia masih mengandalkan ekspor sumber daya alam (SDA). 

BACA JUGA:Hasil TBS Sawit Petani di Bengkulu Selatan Terbilang Rendah Hanya 14 Ton Per Hektare Dalam Setahun

Alhasil, pelemahan rupiah tidak bakal mendongkrak nilai ekspor nonmigas imbas adanya tren penurunan harga komoditas.

“Kebanyakan ekspor kita berbasis SDA, seperti CPO. Kalau misalnya diasumsikan dengan harga yang relatif tepat, maka punya daya saing lebih baik. Namun, harga komoditas trennya mengalami penurunan, akhirnya terkompensasi,” ujar Tauhid beberapa waktu lalu.

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan