Terpuruknya Nilai Tukar Rupiah Untungkan 3 Komoditas Ekspor di Bengkulu

TAMBANG: Kegiatan pengambilan batu bara di salah satu kawasan pertambangan di Kabupaten Bengkulu Tengah. Foto: Jeri Yasprianto/RB--

Perusahaan batu bara misalnya, akan memperoleh keuntungan dari ekspor komoditas tambang yang biasanya pendapatan diperoleh dari mata uang dolar AS.

Pengeluaran perusahaan yang konsensinya terdapat di Indonesia tentu membayar beban pokok penjualannya berupa biaya kontraktor pertambangan dan sewa alat berat dalam betuk mata uang rupiah. 

BACA JUGA:Rupiah Melemah Dipicu Sentimen Eksternal, Nilai Tukar Mencapai Rp 16.000 Per USD

Mengingat mitra usaha perusahaan tersebut umumnya merupakan perusahaan lokal. Keuntungan kurs akan semakin tebal akibat faktor tersebut.

Tidak hanya itu, saham-saham dari sektor komoditas pertambangan batu bara dan komoditas perkebungan yakni CPO juga menarik perhatian. 

Pasar komoditas sering kali berkorelasi negatif dengan nilai tukar mata uang domestik. 

Ketika rupiah melemah, harga komoditas tertentu cenderung naik. Saham-saham perusahaan pertambangan dan perkebunan bisa menjadi pilihan menarik dalam situasi ini.

Meskipun pelemahan rupiah dapat memberikan keuntungan bagi beberapa sektor, tetapi tetap ada risiko. Terutama terkait inflasi dan stabilitas ekonomi secara keseluruhan. 

Maka dari itu diversifikasi portofolio tetap menjadi strategi yang bijaksana dalam menghadapi kondisi pasar yang tidak pasti seperti saat ini.

Sementara itu Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) mengatakan pelemahan rupiah hingga ke level Rp16.000 per dolar AS memberikan dua dampak terhadap kinerja perdagangan CPO.

Tak dibantahnya, pelemahan rupiah bisa menguntungkan ekspor CPO. Apalagi, saat ini kinerja ekspor masih melemah imbas penurunan permintaan serta kondisi ekonomi negara importir.

“Kalau rupiah melemah maka harga dalam negeri akan naik, ekspor bisa diuntungkan. Hanya saja saat ini ekspor CPO agak melemah karena memang permintaan menurun karena kondisi ekonomi negara importir,” ujar Ketua Umum Gapki, Eddy Martono.

BACA JUGA:Libur Lebaran Telah Usai, Besok, ASN Wajib Masuk Kerja

Dampak negatif lainnya, kalangan pengusaha CPO bakal mendapatkan tambahan biaya operasional dari pelemahan rupiah. 

Mengingat mayoritas pupuk untuk perkebunan kelapa sawit bahan baku CPO masih mengandalkan impor, kecuali jenis pupuk Nitrogen.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan