Ini Penjelasan Polsek Pondok Kelapa Terkait Kasus Bully di Ponpes Al Hasanah
Polsek Pondok Kelapa Polres Bengkulu Tengah membenarkan jika ada laporan terkait kasus bully atau penganiayaan yang terjadi di pondok pesantren (Ponpes) Al Hasanah. --
KORANRB.ID - Polsek Pondok Kelapa Polres Bengkulu Tengah membenarkan jika ada laporan terkait kasus bully atau penganiayaan yang terjadi di pondok pesantren (Ponpes) Al Hasanah.
Kapolsek Pondok Kelapa, Iptu. Manogu Simanjuntak, SH melalui Kanit Reskrim, Aipda. Jumral Lebi, SH mengatakan, memang benar pihak keluarga korban datang ke Polsek dan ingin melapor kejadian tersebut.
Akan tetapi karena perkara tersebut tindak pidana anak maka pihak Polsek Pondok Kelapa mengarahkan pihak keluarga korban untuk membuat laporan ke Unit PPA Satreskrim Polres Bengkulu Tengah karena sesuai tupoksinya
“Bukan tak kami tindaklanjuti. Tetapi kasus ini sudah menyangkut pidana anak. Makanya kami meminta keluarga melapor kejadian ini ke Unit PPA Satreskim Polres Bengkulu Tengah,” singkatnya.
BACA JUGA:Disapu Ombak Besar hingga Tenggelam, Satu Nelayan di Pantai Teluk Sepang Dinyatakan Hilang
Diberitakan koranrb.id sebelumnya, RA salah satu siswa MTs pondok pesantren (Ponpes) Al Hasanah yang beralamat di Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah menjadi korban bully kakak tingkatnya.
Tak tanggung-tanggung korban mendapatkan bully sebanyak dua kali. Pertama pada bulan April lalu dan kedua pada bulan Juni lalu.
Pada bulan April korban menerima bully dari AD siswa MAN di atau kakak tingkat Ponpes Al Hasanah tersebut.
Kemudian pada bulan Juni korban mendapatkan bully FJ siswa MAN atau kakak tingkat korban di Ponpes Al Hasanah.
BACA JUGA:Basecamp Outbound Dilahap Sijago Merah, Ini Dugaan Sementara Asal Api
Anehnya pihak Ponpes tak memberikan hukuman atau sanksi yang tegas terhadap kedua tersangka tersebut dan malah terkesan cuek.
Hal inilah yang membuat keluarga korban geram dan meminta pertanggung jawaban dan agar tak ada lagi korban bully sama seperti adiknya.
Kakak kandung korban, Dwi Permata Yulia Asmara menjelaskan, kejadian pertama pada bulan April 2024 berlokasi di ponpes Al Hasanah Bengkulu Tengah.
Korban di pukul oleh kakak kelas nya yang bernama AD di bagian perut dan dada sebanyak lebih dari 10 kali.