Hoaks Sudutkan Hamas, 12 Ribu Lebih Warga Palestina Tewas
antara news. HANCUR: Dua warga Palestina di jalur Gaza di antara puing-puing gedung yang rata ke tanah akibat dibombardir penjajah--
KORANRB.ID - SUDAH habis kata-kata, kering sudah air mata menggambarkan kebrutalan pendudukan oleh tentara zionis israael atas tanah Palestina.
Data dari berbagai sumber terpercaya yang juga dilansir CNN, hingga tadi malam (19/11) sudah 12 ribu lebih warga Palestina meninggal dunia akibat serangan tanpa belas kasihan dari zionis.
Beragam alasan disampaikan zionis sebagai pembenaran atas genosida yang mereka lakukan tanpa henti.
Berbagai platform media sosial maupun media mainstream pro israaeil digunakan untuk menyebarkan berita atau informasi yang jauh dari fakta sebenarnya alias hoaks/bohong.
Namun sepintar-pintarnya mereka mengemas kebohongan, tetap saja terkuak fakta sebenarnya di lapangan. Salah satunya, klaim zionis bahwa RS Al Shifa merupakan basis pusat komando Hamas.
Seperti dilaporkan CNN, video yang dirilis IDF atau tentara pertahanan israaeil pada 15 November menunjukkan persenjataan Hamas yang ditemukan di RS Al Shifa. Padahal sebenarnya hanya satu senjata di video yang dirilis IDF itu.
Sebagaimana pengakuan koresponden asing Fox News, Trey Yingst yang juga diwartakan BBC, bahwa ia diizinkan IDF mengunjungi lokasi kejadian.
Dalam laporannya dia menyebut saat itu sudah tengah malam. Dia diperlihatkan sebuah tas yang terletak di belakang mesin MRI dengan dua senjata AK-47 di atasnya.
Namun, video IDF yang direkam sebelumnya hanya memperlihatkan satu senjata AK-47. Tidak jelas dari mana senjata AK-47 kedua berasal dan mengapa senjata itu tidak terlihat dalam video IDF sebelumnya.
Senjata yang bertambah itu mengindikasikan ia mungkin telah dipindahkan atau ditempatkan di sana sebelum kru berita tiba.
IDF berdalih, perbedaan video milik militer dan rekaman BBC disebabkan oleh fakta bahwa ada lebih banyak persenjataan Hamas ditemukan sepanjang hari.
’’Tudingan bahwa IDF memanipulasi media tidak benar,’’ bunyi sanggahan IDF.
Kebohongan IDF lainnya, foto yang mereka klaim sebagai terowongan Hamas di RS Al Shifa diyakini merupakan tandon air. Ia sesuai dengan foto tandon air di RS tersebut sebelum IDF menyerang masuk.
Hingga tadi malam (19/11), IDF tak bisa menunjukkan video maupun foto mereka saat memasuki area yang diklaim sebagai terowongan Hamas di bawah RS Al Shifa.
Di sisi lain, penyelidikan resmi Israel menyimpulkan bahwa Hamas tidak tahu tentang festival musik di Nova yang diadakan di sebelah Kibbutz Re’im. Hamas bermaksud menyusup ke Re’im dan desa-desa lain dan mengetahui festival itu melalui drone atau parasut yang mereka pakai. Dengan sistem komunikasi yang mereka pakai, pasukan Hamas akhirnya diarahkan ke sana secara spontan.
Sebuah helikopter tempur tentara Israel tiba di lokasi kejadian dan menembaki pejuang Palestina. Mereka tampaknya juga mengenai beberapa pengunjung pesta yang merupakan warga Israaeil sendiri dan orang asing.
Fakta itu didasarkan pada interogasi dari anggota Hamas dan penyelidikan polisi Israaeil atas insiden tersebut.
Di bagian lain, pengeboman halaman RS Arab Al Ahli pada 17 Oktober yang menewaskan lebih dari 500 warga sipil, Israaeil mengklaim bahwa itu berasal dari roket Hamas yang salah sasaran.
Pernyataan tersebut malah mendapat bantahan dari internal Israaeil. Mantan anggota tim media Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Hananya Naftali, menulis di X bahwa Angkatan Udara Israaeil memang sengaja menargetkan RS tersebut untuk melenyapkan anggota Hamas. Namun, setelah itu, Naftali menghapus tweet-nya.
Video yang dianalisis Al Jazeera juga menunjukkan bahwa tidak mungkin serangan itu berasal dari dalam kota karena rudal Hamas.
Upaya lain untuk menggambarkan negatif Hamas terdapat pada video yang menampilkan seorang wanita yang menyamar sebagai perawat Palestina di RS Al Shifa. Dia menuduh Hamas mengambil alih RS itu dan mencuri bahan bakar serta pasokan medis yang sangat dibutuhkan.
Perawat tersebut, tampak menangis dan tertekan, mendorong warga sipil meninggalkan rumah sakit karena adanya ancaman. Suara bom terdengar dalam video itu.
Aktivis Palestina juga mencatat bahwa aksen wanita tersebut tidak sesuai dengan dialek Palestina, sehingga menunjukkan bahwa wanita itu bagian dari zionis.
Penyebaran hoaks itu tampaknya, merupakan taktik strategis Israaeil untuk membangkitkan simpati global, dengan menggambarkan diri mereka lah yang menjadi korban dari Hamas yang mereka anggap sebagai teroris.
Kebohongan yang dibuat-buat itu menjadi pembenaran atas tindakan IDF di Gaza, mengakibatkan hilangnya 12 ribu lebih nyawa warga Palestina.(**)