Nataru, Kebutuhan BBM Angkutan Umum Melesat
TIPIS: Kondisi terkini antrean truk di SPBU Betungan yang semakin panjang dikarenakan stok semakin tipis.--BELA/RB
KORANRB.ID – PT Pertamina memperkirakan konsumsi bahan bakar untuk kendaraan pribadi tidak terlalu tinggi pada momen Natal dan tahun baru (Nataru). Namun, kebutuhan angkutan umum bakal melesat.
Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus Dwi Puja Ariestya mengatakan, pihaknya punya kewajiban untuk memastikan stok BBM dan LPG aman selama Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
BACA JUGA:Raup Rp1,4 Triliun dari Pajak Kendaraan Bermotor
Pasalnya, potensi pergerakan masyarakat selama libur Nataru diperkirakan mencapai 107,63 persen. Angka itu meningkat 39,8 persen dibandingkan arus tahun lalu.
’’Dari sana terbesar merupakan pergerakan darat yang mencapai 87,19 juta jiwa, pergerakan udara 13,38 juta jiwa, dan pergerakan laut sebanyak 10,64 juta jiwa,’’ ungkapnya di Surabaya kemarin (20/12).
BACA JUGA:Jokowi: Ekonomi Tumbuh 5 Persen pada 2024
Dalam momen Nataru yang dikalkulasi mulai 15 Desember lalu sampai 7 Januari nanti, lonjakan bensin diperkirakan hanya naik 2,6 persen dibandingkan rerata penyaluran harian sebanyak 18,8 ribu kilo liter (KL). Sedangkan, kebutuhan untuk diesel justru turun 8,1 persen dari rerata normal harian 8.865 kl. ’’Hal tersebut disebabkan pemerintah sudah memberlakukan pembatasan perlintasan truk selama delapan hari, meski tak berturut-turut, pada musim libur tersebut.” Tuturnya.
Yang diproyeksikan bakal melesat justru kebutuhan BBM untuk angkutan umum. Konsumsi BBM khusus KAI diperkirakan naik 9 persen dari rerata normal harian 137 kl. Sedangkan penyaluran BBM untuk angkutan via laut naik 11 persen dari rerata normal harian 814 kl. ’’Tertinggi adalah konsumsi avtur yang naik 13,1 persen dari rerata normal harian 2.869 kl,’’ imbuhnya.
BACA JUGA:BI Rate Tidak Ikuti Fed Funds Rate
Meski demikian, Pertamina tetap meningkatkan kewaspadaan dalam mencegah sesuatu yang tidak diinginkan. Pasalnya, ada beberapa hari yang dirasa bisa memberi risiko karena peningkatan yang tinggi. Misalnya, pada 23 Desember yang proyeksi konsumsi bensin naik 23,5 persen menjadi 23,2 ribu kl. Atau, lonjakan pada 30 Desember yang mencapai 19,6 persen menjadi 22,5 ribu kl. (bil/c6/dio)