75 Kasus GHPR, Dua Kecamatan Dijuluki Rabies Center

KORANRB.ID - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kaur mencatat selama 2023 lalu ada sebanyak 75 orang terkena Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR). 

Jumlah ini cukup banyak, paling banyak kasus diakibatkan oleh hewan peliharaan sendiri seperti anjing dan kucing. 

BACA JUGA:Baznas Minta ASN Patuh Zakat

"Rekapan kasus paling banyak itu gigitan anjing dengan kucing, hampir dari 70 persen karena gigitan kucing dan anjing," ujar Sub Koordinator Pencegahan Penyakit Menular (P2M) Dinkes Kabupaten Kaur Benni Siska Sari. 

Pantauan 2023 hampir dari 50 persen kejadian ini terjadi di Kecamatan Tanjung Kemuning dan Kecamatan Kaur Tengah yang masih memegang kasus GHPR tertinggi se-Kabupaten Kaur. 

Bahkan, dua Kecamatan tersebut mendapat julukan “Rabies Center”, karena setiap tahunnya pasti ada kasus GHPR di dua kecamatan tersebut. 

BACA JUGA:Seleksi POPDA Kaur Ditiadakan

Banyaknya warga yang hobi berburu dan memelihara anjing masih menjadi faktor utama tingginya kasus GHPR di dua di dua kecamatan tersebut.

"Masih menjadi catatan kita Dinkes, dua kecamatan ini dari tahun ke tahun tetap mendapat julukan rabies center," ujar Beni. 

Beruntung meskipun kasus GHPR yang terjadi cukup tinggi tidak ada yang sampai menyebabkan kematian. 

Penanganan cepat di setiap Puskesmas menjadi salah satu kunci, virus rabies tidak sempat menyebar ketubuh orang yang tergigit. Perlu diketahui virus rabies jika sudah menyebar ke tubuh, akan sangat berbahaya bahkan tidak akan bisa ditangani lagi hanya dengan vaksin. 

BACA JUGA:Target PAD Pasar Hanya Naik Rp5 Juta

"Virus rabies ini sangat berbahaya, bisa menyebabkan kematian. Beruntung dengan pemberian VAR penganan kita bisa maksimal," terang Beni. 

Ditambahkannya, saat ini hanya tersisa 12 VAR lagi sebagai stok di Dinkes. Pengajuan akan dilakukan namun untuk jumlah pasti pengajuan ke pihak Provinsi Bengkulu Beni belum dapat menyebutkannya.