Pertumbuhan Konsumsi Listrik Harus Konsisten Tujuh Persen

Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Mochamad Ashari-IST/RB-

KORANRB.ID - Target ambisius pemerintah mencapai net zero emission pada semua sektor di 2060 mempunyai beberapa dilema. Di sektor kelistrikan, kondisi yang oversuplai membuat implementasi energi baru terbarukan (EBT) terlihat percuma. Tapi, menurut pengamat hal itu merupakan pengorbanan yang perlu dilakukan.

Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Mochamad Ashari mengatakan, target EBT yang dipasang pemerintah merupakan tantangan besar. Terutama, PLN yang harus menanggung investasi terbesar dari visi tersebut. Pasalnya, target bauran 2025 ditetapkan menjadi 23 persen sedangkan, realisasi pada paruh pertama tahun lalu baru mencapai 12,5 persen.

''Bagi pengusaha swasta penyedia barang dan jasa kelistrikan, ini justru jadi peluang besar. Tapi, kembali lagi pertumbuhan ini semua tergantung dengan kemampuan finansial di dalam industri,'' ungkapnya di sela pengukuhan pengurus Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) Jatim di Surabaya, Rabu, 10 Januari 2024.

BACA JUGA:Kedatangan Prabowo Boyong Raffi Ahmad

Namun, pengembangan energi bersih merupakan suatu hal yang niscaya. Sehingga, pelaku industri harus mengerahkan tenaga meskipun, secara keekonomian sedikit memaksa. Contoh saja beban puncak pergantian tahun yang mencapai 35 giga Watt (GW). Sedangkan, daya mampu PLN sebanyak 50 GW. Di Jatim pun, masih terdapat cadangan energi sebanyak 2.986 MW dengan rekor beban puncak tertingginya sebesar 6.686 MW.

Dia berharap bahwa pertumbuhan konsumsi listrik dengan rata-rata tujuh persen per tahun bisa konsisten. Sehingga, di masa depan selisih yang besar itu juga bisa terserap.

”Memang kondisi sekarang masih belum, tapi saya optimis kondisi ini akan terlewati karena ekonomi Indonesia mulai tumbuh setelah Covid-19, sehingga kebutuhan listrik akan meningkat,'' tuturnya. 

Ketua Umum DPP MKI Evy Haryadi menambahkan, perluasan organisasi merupakan langkah untuk mendukung transisi energi di seluruh penjuru Indonesia. Seluruh pemangku kepentingan harus berkumpul dan berembuk agar nantinya strategi transisi bisa benar-benar tepat untuk masing-masing wilayah. Sebab, setiap wilayah punya potensi dan tantangan yang berbeda.

BACA JUGA: Bangun 8 Titik Parkir Elektronik Pantai Panjang

Dia mengatakan, ada tiga pilar yang ingin dibangun agar komunitas ketenagalistrikan bisa berkembang lebih besar. Yakni, mendiskusikan tantangan agar bisa memberi usulan untuk pembuat kebijakan; menciptakan sinergi dengan berbagai pihak; lalu menjangkau dunia internasional untuk bisa meraih alih teknologi di bidang ketenagalistrikan.

''Dengan pengukuhan kepengurusan MKI Jawa Timur periode 2023 - 2026, semoga mampu menjadi wadah seluruh stakeholder ketenagalistrikan di Jawa Timur untuk dapat berkontribusi dan berpartisipasi aktif untuk pengembangan ketenagalistrikan Jawa Timur,'' imbuh pria yang menjabat sebagai direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PT PLN (Perseron).

General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur Agus Kuswardoyo menyebutkan bahwa PLN di Jatim juga sudah berupaya untuk mengakselerasi transisi energi. Tahun lalu, sudah mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Sumberarum 2, PLTM Bayu, dan PLTM Kanzy. 

Selain itu, melistriki wilayah kepulauan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) antara lain Kamirian sebanyak 50 KWp, Sadulang Besar mencapai 100 KWp, dan Saibus sebesar 100 KWp.(bil/dio)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan