Laporan Erosi 4 Sungai, Tak Ada Kejelasan BWSS VII Bengkulu

HANCUR: Satu dari 4 korban erosi sungai, hingga saat ini tak ada kejelasan BWSS VII Bengkulu dalam penanganan. Foto: Firman/Rakyat Bengkulu.--

MUKOMUKO, KORANRB.ID – Di awal tahun 2024, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Mukomuko kembali menyampaikan laporan erosi yang terjadi di 4 sungai besar di Mukomuko. Sayangnya, belum ada kejelasan dari BWSS (Balai Wilayah Sungai Sumatera) VII Bengkulu soal penanganannya. 

Padahal BWSS VII Bengkulu sebagai Satker Kementerian PUPR di daerah, pemilik kewenangan atas penangan erosi sungai. 

Kepala Dinas PUPR Kabupaten Mukomuko, Apriansyah, ST, MT melalui Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Budi Antoni, ST memastikan pendataan sudah rampung dilakukan. Begitu juga laporan keadaan di lapangan telah disampaikan ke BWSS VII Bengkulu.

BACA JUGA: Kuota LPG 3 Kg Kurang, Usul Tambah, Belum Pasti 

Dimana rata-rata erosi yang terjadi pada 4 sungai besar tersebut memang telah terjadi sejak lama. Butuh penanganan sesegera mungkin agar kerusakan tak bertambah parah.

“Sebenarnya erosi sungai ini sudah terjadi sejak lama. Sebelumnya juga sudah pernah kami laporkan. Namun belum ada penanganan,’’ ujarnya.

Memasuki musim hujan awal tahun 2024, di mana curah hujan terbilang tinggi, pengikisan bantaran sungai kembali terjadi. Ini akan semakin memperluas dampak erosi Sungai.

Budi menambahkan, 4 sungai yang membutuhkan penanganan dan kembali menjadi bahan laporan ke BWSS VII Bengkulu, salah satunya sungai Selagan Raya, dimana erosi parah terjadi di dua titik.

Pertama, titik di Kecamatan Teras Terunjam yang menyebabkan bangunan tempat ibadah sudah berada di bibir sungai. 

Titik kedua, berada di Kecamatan Kota Mukomuko. Dimana tanggul penahan banjir telah hancur terkikis oleh arus Sungai Selagan. 

Karena itu wilayah Kota Mukomuko dan sekitarnya menjadi daerah rentan banjir dari aliran sungai Selagan.

“Erosi ini jika tidak segera ditangani otmatis luasan akan bertambah. Dapat dipastikan wilayah terdampak juga menjadi semakin luas,’’ ucap Budi Antoni. 

Apalagi tanggul banjir yang hancur di Kecamatan Kota Mukomuko, jika tidak cepat ditangani maka wilayah Kota kemungkinan besar kembali menjadi daerah langganan banjir.

Selanjutnya, Sungai Air Manjuto yang melintasi Kecamatan Lubuk Pinang dan V Koto. Ada puluhan rumah penduduk di desa Lubuk Gedang, Arah Tiga dan Lubuk Pinang,  Desa Pondok Panjang.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan