Kemenlu Mulai Evakuasi WNI, Generator Utama 2 RS Terancam Mati, Desak Bubarkan PBB

AKSI: Sejumlah masyarakat Bengkulu, baik orang tua, pemuda, dan anak-anak saat menggelar aksi membela Masjidil Aqsha di Simpang Lima Ratu Samban, Jumat (20/10).--bella/rb

JAKARTA, KORANRB.ID – Harapan hidup warga Gaza semakin tipis. Di tengah risiko menjadi korban dari gempuran bom Israel, layanan kesehatan pun terancam tutup. Generator di dua rumah sakit (RS) di Gaza, Palestina hanya punya waktu 48 jam sebelum shut down.

 

Dalam press briefing Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), kemarin (1/11), Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyampaikan, dari informasi yang diperoleh dari Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, waktu tinggal beberapa jam sebelum generator utama dua rumah sakit, yaitu rumah sakit Al Syifa Medical Complex dan Rumah Sakit Indonesia (RSI), mengalami shut down. Hal ini lantaran kurangnya pasokan bahan bakar.

BACA JUGA:Jokowi Kutuk Serangan Israel ke Palestina, Bantuan ke Palestina Dikirim Pekan ini

 

Dari informasi tersebut, Kemenlu pun langsung melakukan komunikasi dengan relawan Mer-C yang ada di sana. ”Dan dari komunikasi kita, diperoleh informasi bahwa waktu yang tersisa adalah kurang lebih 48 jam sejak tadi pagi (Rabu pagi, red), karena kita melakukan komunikasi tadi pagi, sebelum generator utama mengalami shut down,” paparnya.

 

Retno mengungkapkan, isu soal bahan bakar dan air bersih untuk bisa masuk ke Gaza yang sudah sangat kritis juga telah dibahas saat di New York. Disamping, kebutuhan-kebutuhan bahan pokok yang memang sudah sangat diperlukan oleh penduduk Gaza.

 

”Dengan situasi ini, kita intensifkan komunikasi agar bahan bakar dapat segera masuk ke Gaza dengan alasan kemanusiaan. Sekali lagi dengan alasan kemanusiaan,” tegasnya.

BACA JUGA:Turki Deklarasikan Israel Penjahat Perang, Staf MER-C Indonesia Sempat Dinyatakan Hilang

 

Di sisi lain, Kemenlu tengah berupaya mengevakuasi WNI yang berada di Gaza. Sejak Rabu (31/10), tim dari Kairo telah menuju Rafah, Mesir untuk bisa masuk ke Gaza.

 

Retno memastikan, kondisi WNI di Gaza dalam keadaan baik. Namun, kata dia, arti baik di sini bukan berarti baik seperti normalnya. ”Baik di tengah situasi yang sangat tidak baik,” ungkapnya. Komunikasi dengan mereka pun on and off.

 

Karenanya, disiapkan tim untuk kemungkinan evakuasi. Tim akhirnya digerakkan dari Kairo menuju Rafah, sebagai satu-satunya pintu keluar yang tersedia. Koordinasi dengan banyak pihak pun terus dilakukan oleh Retno untuk memastikan keselamatan tim dan WNI dalam proses evakuasi. Sehingga, kemungkinan evakuasi dapat dilakukan mulai Rabu melalui pintu Rafah.

 

”Teman-teman saya ingin garis bawahi kata kemungkinan, karena sekali lagi situasi tidak pernah dapat diduga,” ungkapnya.

BACA JUGA: Israel Bom 26 Masjid dan 1 Gereja di Gaza

 

Retno mengaku, terus berkomunikasi dengan tim yang berjalan dari Kairo ke Rafah. Dia pun mendapat laporan langsung ketika tim harus berhenti karena mengalami pemeriksaan berkali-kali dan menjalani antrian yang sangat panjang.

 

”Setelah melalui pemeriksaan yang berlapis, tim kita dari Kairo sudah tiba di Rafah, tadi saya cek pukul 15.53 WIB. Jadi bisa bayangkan bahwa tim sudah berada di pintu Rafah di bagian Mesir. Sekarang kita tinggal melihat apa yang akan terjadi di bagian Gaza,” tuturnya.

 

Selain itu, proses evakuasi kemungkinan besar tidak akan dapat dilakukan secara sekaligus. Tapi, bertahap. Hal ini erat kaitannya dengan keselamatan mereka saat diperjalanan.

 

”Kita berdoa agar evakuasi dapat segera dilakukan dengan selamat. Teman-teman jangan bertanya kapan evakuasi dapat dilakukan, tetapi yang dapat saya pastikan adalah bahwa kita terus berusaha. Kita terus berusaha,” jelasnya.

 

Pada bagian lain, mengenai bantuan kemanusiaan, Retno mengatakan, akan dikirim pada akhir minggu ini. Barang-barang tersebut telah disesuaikan dengan permintaan atau kebutuhan mereka. Informasi tersebut pun diperolehnya dari komunikasi langsung dengan Menlu Palestina saat bertemu di New York.

 

Bantuan ini, lanjut dia, bukan hanya berasal dari pemerintah. Tetapi juga berasal dari lembaga-lembaga kemanusiaan yang ada di Indonesia. Detailnya akan disampaikan saat pelepasan bantuan dilakukan pada akhir minggu ini.

BACA JUGA:Bom Israel 6 Hari ke Gaza Setara Bom Setahun AS di Afghanistan

 

Direktur Perlindungan WNI Kemenlu Judha Nugraha menyampaikan, ada 10 WNI yang berada di Jalur Gaza. Dari jumlah tersebut, hanya tujuh yang akan dievakuasi. Tiga di antaranya, yang merupakan relawan MER-C, memilih tetap tinggal untuk membantu RSI di Gaza.

 

”Tiga menetap. Sifatnya volunteer, kami tidak memaksa karena pilihan kembali ke pribadi masing-masing. Tugas pemerintah untuk menyelamatkan, tapi pilihan kembali lagi ke masing-masing,” ungkapnya.

 

Majelis Ulama Indonesia (MUI) kembali menyoroti perkembangan peperangan di Gaza, Palestina. Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat Zainut Tauhid Sa'adi mengatakan, mereka meminta Benjamin Netanyahu segera ditetapkan sebagai penjahat perang.

 

Dia mengatakan penyerangan Israel ke jalur Gaza merupakan bentuk tragedi kemanusiaan yang sangat memilukan. "Israel sudah bertindak beringas dan brutal melampaui batas perikemanusiaan," katanya. Menurut Zainut, tindakan Israel di Gaza sudah mengarah pada bentuk genosida. Apalagi gempuran Israel banyak yang menyasar perumahan sipil, anak-anak, perempuan yang tidak berdosa termasuk wartawan perang yang sedang bertugas.

BACA JUGA:Sistem E-Hajj Dibuka Mulai 4 November, Kemenag Kebut Persiapan Haji 2024

 

Zainut mengatakan ada beberapa poin tuntutan MUI. Yaitu mendesak PBB melalui Mahkamah Internasional untuk segera memberikan sanksi kepada Presiden Israel Benjamin Netanyahu untuk ditetapkan sebagai penjahat perang.

 

"Kami juga meminta PBB segera mendesak dilakukan gencata senjata dan mendorong untuk dilakukan perundingan damai," tuturnya. PBB juga harus segera mengirimkan pasukan perdamaian untuk mencegah terjadinya penyerangan yang lebih brutal.

 

Zainut juga menyampaikan, MUI mendorong pemerintah Indonesia untuk memelopori negara-negara OKI untuk menjadi mediator perundingan damai antara Israel dengan Palestina. "MUI Mengajak seluruh umat Islam Indonesia untuk terus mendoakan keselamatan warga Palestina," jelasnya. MUI juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia memberikan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat sipil korban serangan Israel di Gaza.

 

Sementara itu sejumlah lembaga sosial di Indonesia terus menerima bantuan untuk warga Gaza. Diantaranya bantuan sekitar Rp 2 miliar oleh Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT). Ketua Baznas Noor Achmad apresiasi kepada JSIT yang telah bergerak memberikan kepedulian untuk membantu masyarakat Palestina.

 

"Bantuan ini akan sangat membantu saudara-saudara kita di Palestina," katanya. Noor mengatakan mereka akan terus menghimpun donasi sampai dengan akhir tahun. Karena keinginan masyarakat untuk membantu Palestina ini sangat tinggi.

BACA JUGA:Penyelidikan DD Digencarkan, Polisi Pelajari Dokumen dan LPj Keuangan

 

Noor menambahkan, Baznas akan mengirimkan bantuan tahap pertama yang disalurkan melalui Kementerian Luar Negeri berupa bentuk paket makanan. Kemudian berupa bahan bakar dan kebutuhan dasar warga seperti selimut, hygiene kit dan tongkat kruk untuk korban disabilitas.

 

Sementara Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menuturkan, dampak perang Israel-Palestina bisa terasa hingga ke Indonesia. Salah satunya, sel tidur kelompok teroris yang bisa aktif kembali. "Mau tidak mau, kita harus waspada," terangnya dalam Apel Kepala Satuan Wilayah (Kasatwil) 2023 di Hotel Ritz Carlton, Kuningan, kemarin.

 

Karena itu Polri mengambil langkah-langkah dengan melakukan penangkapan terhadap 57 terduga teroris sepanjang Oktober lalu. "Semua ini harus dipersiapkan dan direncanakan, sehingga tidak mengganggu situasi dalam negeri," paparnya.

 

Korps Bhayangkara mempersiapkan berbagai langkah di daerah kantong-kantong yang ditengarai terdapat sel tidur kelompok teroris. Petugas melakukan pengawasan ketat agar tidak menimbulkan ancaman ke tahapan pemilu dan pembangunan. "Ini kan jelang pemilu 2024, jangan sampai tahapan terganggu," paparnya.

 

Dia menerangkan, saat terdapat tanda-tanda akan melakukan gangguan, petugas akan bertindak dengan cepat. Polri berharap semua tugas tersebut dapat dilaksanakan dengan baik. "Mudah-mudahan lancar dan aman," terang mantan Kabareskrim tersebut.

 

Terpisah, Mabes TNI tengah menyiapkan rencana mobilisasi dukungan logistik untuk dikirimkan ke Palestina. Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda TNI Julius Widjojono menyampaikan bahwa pihaknya menyiapkan dua pesawat angkut berat untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan tersebut. ”TNI tengah menyiapkan dua pesawat Hercules C-130 A-1327 dan A-1328,” ungkap dia kemarin.

BACA JUGA:Ini Daftar Lengkap Mutasi Kepahiang, 6 Kepala Puskesmas dan 12 Kepsek

 

Kedua pesawat angkut tersebut berasal dari Skadron Udara 31 dan Skadron Udara 32 TNI AU. ”Selain itu, kami juga siapkan dua pesawat Hercules cadangan untuk mendukung misi tersebut,” terang Julius. Tidak sampai di situ, TNI turut menggandeng Polri yang sudah menyiapkan satu unit pesawat Boeing 737. Pesawat itu dicarter dari Garuda. Sehingga total ada tiga unit pesawat yang disiapkan untuk mendukung operasi kemanusiaan tersebut.

 

Lebih lanjut, Julius menyatakan bahwa sampai kemarin masih dilakukan pengajuan nota diplomatik visa oleh Kemlu terkait dengan over flight clearance, landing permit, ground handling, dan kebutuhan lainnya. Tak hanya Kemnlu, Kementerian Pertahanan (Kemhan) juga turut ambil bagian dalam pengiriman bantuan tersebut. Rencananya bantuan itu akan dilepas langsung oleh Presiden Joko Widodo pada Sabtu (4/11).

 

Pesawat angkut yang membawa bantuan kemanusiaan dari Indonesia akan memulai perjalanan dari Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta. Dari Jakarta, pesawat-pesawat tersebut akan terbang lewat Aceh - Myanmar - India - Abu Dhabi - Jeddah - Mesir. Setelah tiba di Mesir pada 6 November mendatang, bantuan tersebut bakal diteruskan untuk disampaikan kepada rakyat Palestina yang membutuhkan bantuan.

BACA JUGA:Logistik Pemilu 2024 Tiba, Gudang KPU Kepahiang Dijaga Ekstra Ketat

 

Bengkulu Terus Lakukan Penggalangan Dana

 

Sementara itu, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Bengkulu sudah membuka penggalangan dana untuk membantu mengurangi beban masyarakat yang berada di jalur Gaza Palestina. Hingga saat ini, sudah terkumpul Rp 21 juta. Hal tersebut merupakan bentuk berpartisipasi dalam memberikan bantuan solidaritas khususnya di Jalur Gaza. Serta para pengungsi Palestina di sekitaran Palestina atau di negara tetangga Palestina.

BACA JUGA:Banyak Truk Over Tonase Melintas, BPTD Gelar Razia di Depan Gerbang Tol

Kepala Baznas Provinsi Bengkulu, Fazrul Hamidi, SH, MH, mengatakan penggalangan dana untuk Palestina dan Gaza tersebut akan tetap berlanjut hingga 10 November mendatang. Donasi tersebut Juga akan segera disalurkan ke Baznas pusat sebagai pihak yang melakukan penyaluran secara langsung ke Palestina. Sedangkan bentuk atau jenis bantuan yang akan diberikan ke Palestina dari donasi yang ada nantinya menjadi kewenangan dari Baznas pusat.

 

"Segera kita masukkan ke rekening Baznas RI dan untuk segera pula di transfer ke Palestina. Baznas ini satu pintu melalui Baznas RI, jadi nanti Baznas Provinsi dan kabupaten/kota mengirimkan ke rekening Baznas RI. Kemudian Baznas RI yang akan menyampaikan donasi bisa melalui kedutaan atau langsung ke Palestina," tutupnya.

 

Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perkumpulan Pengajian Ilmu Tasawuf Thoriqoh Naqsyabandiyah Indonesia (PPITTNI) Dempo Xler SIP MAP, mengatakan aksi agresi militer Israel ke Palestina dan perang Rusia-Ukraina telah membuat luka mendalam bagi umat Islam. Kedua perang tersebut telah menyebabkan banyak korban jiwa dan kerugian materiil. Dengan begitu, ia mendesak pembubaran Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

BACA JUGA:Dua Kali Diperiksa, Oknum Guru Lecehkan Siswi di BS Belum Tersangka

"PBB telah gagal menjalankan fungsinya sebagai organisasi internasional yang menjaga perdamaian dan keamanan dunia. Peperangan ini harus segera dihentikan. Banyak warga Palestina menderita atas serangan yang dilakukan oleh Israel," terang Dempo, kemarin (1/11).

 

Dempo menilai bahwa PBB telah gagal menjalankan fungsinya sebagai organisasi internasional yang menjaga perdamaian dan keamanan dunia. PBB, hanya menjadi alat kepentingan negara-negara besar. Sehingga konflik antar negara tidak mampu diselesaikan. Menurutnya, agresi Israel ke Palestina merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional.

 

"Kita harus bersatu untuk mendesak Israel menghentikan serangannya. Kita harus melindungi saudara-saudara kita di Palestina," tambah Dempo.

 

Dempo juga mendesak Pemerintah Indonesia untuk cepat bersikap dalam menyikapi konflik Palestina-Israel dan perang Rusia Ukraina. Khususnya, mendesak PBB mengambil tindakan tegas untuk menghentikan kedua perang tersebut. Sebab, Negara Indonesia yang mayoritas masyarakat muslim itu, sudah sewajarnya memberikan perhatian serius atas konflik antar nagara tersebut.

 

"Pemerintah ada sikap tegas. Karena intervensi Indonesia, juga akan memberikan dampak atas konflik tersebut," bebernya. (bil)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan