Penyaluran Ultra Mikro Naik 41,85 Persen

BENGKULU, KORANRB.ID - Realisasi pembiayaan Ultra Mikro (UMi) di Provinsi Bengkulu mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Dari sebelumnya Rp 48,46 miliar di tahun 2022, menjadi Rp 68,74 miliar tahun ini. Artinya mengalami peningkatan sebesar 41,85 persen. 

Tidak hanya itu, debitur UMi di Provinsi Bengkulu juga mengalami peningkatan, dari 10.022 debitur di tahun 2022 menjadi 14.616 debitur di tahun 2023.

Kepala Direktorat Jendral Pembendaraharaan (DJPb) Provinsi Bengkulu, Bayu Andy Prasetya  mengatakan penyaluran UMi paling banyak di Kota Bengkulu, mencapai Rp19,137 miliar. 

Disusul Bengkulu Utara, Rp 10,856 miliar, Kepahiang Rp 6,55 miliar, dan Bengkulu Utara Rp 6,44 miliar. Rejang Lebong Rp 6,41 miliar, Seluma Rp4,62 miliar, dan Kaur Rp 6,2 miliar.

BACA JUGA: 3 Tersangka KUR ke Meja Hijau

"Penyaluran paling sedikit yakni Mukomuko dan Lebong. Kalau untuk Mukomuko Rp 2,78 miliar dan Lebong Rp 964,4 juta," jelas Bayu, kemarin (2/11).

Sementara itu, penyaluran UMi per penyalur, terbanyak di PT. Permodalan Nasional Madani (PNM) sejumlah 14.011 debitur, tersalur Rp 66,59 miliar. 

Selanjutnya Pegadaian memiliki 595 debitur dengan total realisasi Rp 1,96 miliar. Dua terendah, yakni PT. Usaha Pembiayaan Reliance dengan sembilan debitur, jumlah tersalur Rp161,68 juta. Sedangkan KSPS BMM UGT SIBOGIRI, hanya memiliki satu debitur dengan realisasi Rp10 juta.

"Dari penyaluran itulah, grand total secara keseluruhan 14. 616 debitur dengan jumlah realisasi Rp 68,74 miliar,’’ ungkap Bayu.

Bayu juga menjelaskan, PT. Pegadaian dalam pelaksanaan holding dengan BRI lebih fokus pada penyaluran KUE Supermikro. Sehingga penyaluran UMi oleh PT Pegadian jauh lebih kecil dibanding PT.PNM.

"Hingga saat ini, belum ada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) maupun BUMDes yang menjadi penyalur UMi di Bengkulu,’’ tutupnya.(bil)