DBD di Kabupaten Seluma Mencapai 195 Kasus, Wilayah Kembang Mumpo Terbanyak

Rabu 17 Apr 2024 - 22:29 WIB
Reporter : Zulkarnain Wijaya
Editor : Sumarlin

Untuk mencegah penambahan kasus DBD di Kabupaten Seluma, Dinkes Seluma telah menyebarkan dan menyiapkan bubuk abate secara gratis bagi warga di sejumlah desa/kelurahan yang membutuhkan.

Diharapkan ini dapat menekan angka penyebaran penyakit DBD di Kabupaten Seluma.

Selain dibagikan, bubuk abate tersebut juga disediakan di seluruh puskesmas yang ada di Kabupaten Seluma, agar dapat ditaburkan ke tempat penampungan air milik warga.

"Saat ini untuk abate tersedia di semua Puskesmas di Seluma, itu diberikan secara cuma-cuma atau gratis. Kami juga masih intensif melakukan pengasapan (fogging) di wilayah desa atau kelurahan yang terdapat kasus DBD, tetapi itu sifatnya hanya sementara," terang Rudi.

BACA JUGA:2.021 Warga Bengkulu Terindikasi DBD, 7 Meninggal Dunia, Wilayah Penyebaran Tertinggi Kabupaten Ini

Ia menambahkan, setiap kepala keluarga (KK) akan diberikan bubuk abate secukupnya sesuai kebutuhan, mengingat dosis bubuk abate yang akan ditaburkan ke tempat penampungan air paling banyak setengah sendok makan.

"Untuk dosisnya penaburan bubuk abate cukup setengah sendok makan untuk penampungan air pada umumnya," ujar Rudi.

Selain itu, menurut Rudi, selain pemberian bubuk abate, yang paling penting menjaga pola hidup bersih dan sehat, serta perhatian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan sekitar.

Ia juga mengimbau keluarga pasien yang memiliki kasus DBD melapor ke Dinkes atau faskes terdekat agar langsung disemprotkan fogging di sekitar area rumahnya untuk mencegah penyebaran nyamuk DBD. 

Akan tetapi fogging tidak dapat mengatasi DBD secara maksimal dan hanya solusi jangka pendek karena yang dibasmi biasanya adalah nyamuk yang sudah dewasa, bukan berbentuk jentik.

Fogging juga tidak baik apabila terus menerus dilakukan, terlebih lagi asapnya juga tidak baik untuk dihirup.

Untuk jangka panjangnya, Rudi mengimbau masyarakat agar lebih aktif dalam menerapkan pola hidup bersih dan sehat dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Salah satunya dengan cara gotong royong atau membersihkan rumah secara mandiri.

Rudi menambahkan biasanya DBD terjadi akibat kurangnya menjaga kebersihan lingkungan termasuk saluran air, sehingga menyebabkan jentik jentik nyamuk DBD berkembang.

"Warga harus menguras tempat penampungan air secara berkala, menutup tempat-tempat penampungan air, dan mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia," imbau Rudi.(**)

Kategori :