“Sedang menunggu undangan dari Swiss,” terang Rusman.
BACA JUGA:2.021 Warga Bengkulu Suspek DBD Hingga April 2024, Terbanyak Ada di Daerah Ini
BACA JUGA:Awal Sejarah Permainan Catur, Siapa Penemunya?
Seperti diketahui di TPA Air Sebakul tumpukan sampah sudah menggunung. Bahkan masuk kategori overload, maka dari itu perlu tindakan nyata untuk menyelsaikan masalah sampah perkotaan ini.
“Sampah kita kan memang sudah menggunung butuh penanganan,” tambah Rusman.
Di sisi lain, TPA Air Sebakul menjadi sentra perputaran ekonomi bagi warga sekitar, seperti pemulung sampah plastik serta pengepul sampah, serta para pengangkut sampah.
“Menjadi lumbung pencarian bagi masyrakat sekitar,” Terang Rusman.
Kemudian sampah juga menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu menargetkan PAD sampah Kota Bengkulu 2024 ini sebesar Rp3,5 miliar.
“Target dari PAD retribusi sampah saja Rp3,5 miliar untuk 2024 ini,” jelas Rusman.
Kemudian, dengan adanya inovasi pengelolaan sampah plastik, tentu akan membuat lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat sekitar.
“Semoga pengolahan sampah bisa menjadi bijak dengan inovasi baru ini,” ungkap Rusman.
Diberitakan sebelumnya, DLH Kota Bengkulu merencanakan mengubah sampah plastik menjadi BBM dengan kualitas melebihi BBM jenis Pertamax.
Kepala DLH Kota Bengkulu, Riduan menyebutkan rencana tersebut akan direalisasikan pada 2024.
“21 Desember (2023, red) mereka akan datang kesini (Kota Bengkulu, red) untuk survei, Investor ini sifatnya kerjasama dengan DLH. Pada 2024 akan mulai. Dan BBM yang akan dihasilkan ron oktannya diangka 95 diatas Pertamax yang hanya 92,” sampai kala Riduan kala itu.
Riduan menerangkan untuk mendorong kerjasama itu, DLH Kota Bengkulu akan menyiapkan lahan 4 sampai 5 hektare, sebagai tempat pengolahan sampah pelastik menjadi BBM tersebut.
Ia membeberkan, investor dari Swiss akan mengadakan mesin pengubah plastik menjadi BBM. Harganya pembuatannya cukup fantastis yakni Rp65 miliar, dengan kapasitas dapat mengolah sampah 40 ton sehari.