"Manusia bisa saja menjadi makan favorit buaya, karena hewan ini memang pemakan daging. Maka dari itu selalu berhati-hati dengan kawasan tempat tinggal buaya,"ujarnya.
Pada dasarnya buaya tidak akan menyerang manusia ketika naluri mempertahankan diri tidak muncul.
Sebab tidak hanya buaya, semut pun ketika merasa terancam akan menggigit.
Apa yang sering terjadi hewan liar menyerang manusia dihabitatnya, seperti yang terjadi di Mukomuko beberapa waktu yang lalu, tentu ini suatu peristiwa yang tidak biasa, dan perlu segera ditindak lanjuti.
"Disatu sisi kelangsungan ekosisitem harus terjaga, disatu sisi lagi ini ada masyarakat yang membutuhkan hidup di dalam koridor tersebut, yang bisa saja dengan kelalaian instansi yang bertangungjawab menghancurkan ekosistem tersebut, karena kebutuhan,"sampainya.
BACA JUGA: Pencari Lokan Diterkam Buaya Sungai Selagan Tinggalkan 1 Anak Masih Balita
Ini terkadang yang sering terlupakan, bawasannya hewan dan manusia saat ini sudah mulai hidup berdampingan.
Sehingga diperlukan edukasi dan pemahaman agar masyarakat dapat hidup dengan menjunjung tinggi nilai konservasi.
Sebab untuk membuat kerusakan lingkungan tidak perlu menunggu hari esok kapan pun bisa terjadi. Namun tidak untuk memperbaikinya bisa puluhan hingga ratusan tahun.
"Tentunya kita berharap atas peristiwa yang terjadi di sungai Selagan Raya buaya serang manusia. BKSDA Bengkulu turun lakukan pendataan, edukasi dan lakukan pendekatan persuasif sesegera mungkin sebelum buaya ini akan menjadi cerita dongeng karena punah,"harapnya.
Sementara itu berkaitan dengan buaya di sungai Selagan raya Mukomuko Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu sebelumnya, menyatakan Sungai Selagan Raya merupakan salah satu habitat atau tempat tinggal buaya di Kabupaten Mukomuko.
Yang tergolong buaya muara dan salah satu jenis buaya bertubuh besar yang masuk kedalam katagori satwa yang dilindungi.
BACA JUGA:4 Desa di Mukomuko Ini Diperkirakan Punya Ribuan Populasi Buaya
“Kami pastikan itu bukan konflik antara hewan dan manusia, sebab sejak jaman dulu sepanjang aliran sungai Selagan ini memang tempat hidupnya buaya, yang dikenal dengan nama buaya bekatak,”kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Bengkulu Said Jauhari.
Kalau disebut di Sungai Selagan Raya terdapat banyak populasi buaya kemungkinan besar tidak. Sebab untuk buaya muara ini akan terdiri satu sampai dua ekor.
Untuk di Mukomuko sendiri buaya Muara ini selain terdapt di sungai Selagan Raya juga bisa ditemukan di sungai Air Rami.