Yang pastinya ini bukan konflik sebab predator ini menggit manusia di habitatnya, selain itu dalam kasus ini korban hanya digigit tidak dimangsa seperti buaya dalam keadaan lapar secara otomatis habitat buaya tersebut masih menyediakan makanan bagi hewan air tersebut.
BACA JUGA:Cegah Konflik, Gubernur Bengkulu Minta BKSDA Segera Evakuasi Buaya Selagan
“Sungai Selagan ini memang habitatnya buaya yang sebenarnya sangat tidak mungkin untuk dilakukan evakuasi,”terangnya.
Kasus manusia diterkam buaya ini sebenarnya tidak hanya terjadi di sungai Selagan Raya, di daerah lain bahkan luar negeri pun bisa terjadi.
Ketika buaya mempertahankan teritorial atau wilayahnya. Apa lagi bisa dilihat dua kali koban meninggal di sungai Selagan Raya ini hanya digigit tidak di makan.
Beda halnya jika buaya ini memangsa manusia dan membahayakan manusia diluar habitatnya.
“Sebenarnya kalau berbicara pemindahan buaya dari habitatnya kecil kemungkinan. Salah satu solusinya adalah melalu kearifan lokal, seperti masyarakat lokal membuat kesepakatan untuk tidak memasuki lokasi yang menjadi rumah bagi buaya atau mengkramatkan,
kemudian tidak berada dilokasi buaya sering berjemur, dengan adanya saling toleransi ini diharapkan dapat mampu meredam serangan buaya karena mempertahankan teritorial,”tandasnya. (**)