Stasiun kereta api, terminal bus dan halte transportasi umum lainnya dapat menjadi bagian dari jalur evakuasi.
Ini memungkinkan penduduk untuk menggunakan transportasi umum sebagai sarana evakuasi saat terjadi bencana.
Taman kota, lapangan terbuka dan area rekreasi umum lainnya dapat diidentifikasi sebagai jalur evakuasi.
Ruang terbuka ini menyediakan tempat yang luas untuk berkumpul dan mencari perlindungan selama evakuasi.
Sekolah, pusat kesehatan, pusat perbelanjaan dan fasilitas umum lainnya dapat menjadi bagian dari jalur evakuasi.
Penduduk dapat mencari perlindungan sementara di fasilitas ini atau menggunakan mereka sebagai titik kumpul selama evakuasi.
Trotoar, jalan setapak dan jalur pejalan kaki lainnya juga dapat dijadikan sebagai jalur evakuasi, terutama untuk penduduk yang tidak memiliki akses kendaraan bermotor.
Dalam kasus bencana seperti banjir, zona hijau atau tanah rendah yang tidak berisiko dapat ditetapkan sebagai jalur evakuasi.
Penduduk yang terdampak dapat dievakuasi ke daerah yang lebih tinggi untuk menghindari bahaya.
Selain jalur utama, jalur evakuasi sering kali memiliki jalur alternatif atau belakang yang dapat digunakan jika jalur utama terhalang atau tidak dapat dilalui.
Perencanaan jalur evakuasi dalam perkotaan melibatkan analisis menyeluruh tentang lokasi terbaik.
Berdasarkan pada perhitungan risiko, aksesibilitas dan ketersediaan infrastruktur.
Jalur evakuasi didesain sedemikian rupa sehingga penduduk dapat melarikan diri dengan cepat dan aman saat terjadi bencana atau keadaan darurat.
Titik kumpul dalam jalur evakuasi di perkotaan merupakan lokasi strategis.
Di mana penduduk dapat berkumpul setelah meninggalkan area yang terkena dampak bencana atau keadaan darurat.
Tujuan utama dari titik kumpul adalah untuk memfasilitasi pencarian dan penyelamatan, mengorganisir penduduk dan menyediakan bantuan atau informasi tambahan.