APBN Surplus Rp 8,1 Triliun, Setara 0,04 Persen Terhadap PDB

Minggu 28 Apr 2024 - 23:22 WIB
Reporter : Bella Wilianti
Editor : Sumarlin

Meski demikian, Kemenkeu tetap mewaspadai perlambatan dan normalisasi ke depannya.

”Karena memasuki kuartal II ada banyak perubahan geopolitik dan ekonomi global yang akan berimbas pada perekonomian seluruh dunia,” ungkapnya.

Menkeu menyampaikan, pihaknya mewaspadai potensi kenaikan harga minyak dan gas global yang bakal berimbas pada APBN serta mengganggu kondisi perekonomian dan mengerek inflasi.

BACA JUGA:Tol Bengkulu Akan Jadi Tol Terpanjang ke-6 di Indonesia, Ini 10 Tol Terpanjang di Indonesia

”Kita masih perlu waspada pada kemungkinan border distraction dari rantai pasok, terutama untuk minyak dan gas. Kecenderungan harga minyak yang tinggi juga mengakibatkan tekanan inflasi,” bebernya.

Dia mengakui, beberapa asumsi makro yang ditetapkan pemerintah dalam APBN 2024 mulai melenceng.

Salah satunya, nilai tukar rupiah.

Dalam asumsi makro, APBN 2024 sebesar Rp 15.000 per USD, sedangkan realisasinya secara year to date atau tahun berjalan hingga Maret mencapai Rp 15.711.

Sementara itu, Chief Regional Economist Kemenkeu Jawa Timur (Jatim) Taukhid menyebutkan bahwa realisasi pendapatan negara di Jatim pada kuartal pertama sebesar Rp 62,6 triliun.

Angka tersebut mencapai 22,5 persen dari target tahunan Rp 278,5 triliun.

”Secara nominal, pendapatan hingga 31 Maret turun 8,27 persen dibandingkan periode tahun lalu,” jelasnya.

Belanja negara telah terserap Rp 33,11 triliun atau 25,71 persen dari pagu di Jatim sebesar Rp 128,78 triliun.

”Secara keseluruhan, APBN di Jawa Timur sampai 31 Maret 2024 menunjukkan kinerja yang baik. Itu ditunjukkan dengan capaian surplus hingga Rp 29,5 triliun atau 19,73 persen dari target surplus di angka Rp 149,7 triliun,” paparnya.(**)

Kategori :