KORANRB.ID - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkulu Tengah akan menurunkan tim khusus untuk menindaklanjuti kejadian abrasi yang terjadi di wilayah Pantai Desa Pekik Nyaring, Kecamatan Pondok Kelapa.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bengkulu Tengah, Drs. Rachmat Riyanto, ST, M.AP mengatakan, Pemkab Bengkulu Tengah akan menurunkan tim untuk melakukan pengecekan langsung ke lokasi terjadinya abrasi pada Selasa 7 Mei 2024.
Dari pengecekan yang dilakukan nanti akan dicari solusi serta diambil keputusannya mengenai tindaklanjut atau langkah awal untuk mengatasi abrasi yang sudah terjadi setahun terakhir ini.
“Saya akan meminta tim turun ke lokasi untuk cek langsung bagaimana kondisinya. Dari hasil pengecekan akan kita rumuskan terkait langkah-langkah yang akan kita putuskan untuk menindaklanjuti abrasi yang terjadi saat ini,” tegasnya.
BACA JUGA:DPRD Bengkulu Utara Siap Dukung Pemerintahan Bersih Pertahankan WTP
Sekda juga memastikan Pemkab Bengkulu Tengah akan kembali berkoordinasi dan bersurat ke Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VII, agar bisa melakukan penanganan terhadap persoalan abrasi yang berada di sepanjang pantai di Kecamatan Pondok Kelapa.
Ia berharap proposal yang disampaikan kali ini ada respon dari pihak BWSS.
Sebab pengajuan proposal bukan satu kali ini saja disampaikan, namun sejak tahun lalu proposal sudah disampaikan ke pihak BWSS.
"Penanganan abrasi harus segera diatasi, sebab bencana abrasi sudah mendekati pemukiman warga yang berada di tepi pantai, khususnya yang berada Desa Pekik Nyaring, Kecamatan Pondok Kelapa," jelas Sekda.
BACA JUGA:Unik! Burung Laut yang Memiliki Kumis, Ini 5 Fakta Menarik Inca Tern
Abrasi kembali terjadi di wilayah pantai di Desa Pekik Nyaring, Kecamatan Pondok Kelapa tepatnya berada di wilayah tempat penangkaran penyu.
Salah seorang warga, Zulkarnaedi menjelaskan, abrasi mulai terjadi kembali pada Senin 6 Mei 2024 sekitar pukul 03.00 WIB.
Dengan kondisi ini, daratan di wilayah Desa Pekik Nyaring atau dekat wilayah penangkaran penyu semakin terkikis.
“Bencana abrasi saat ini sudah terus terjadi. Bahkan kejadian abrasi ini terus menerus terjadi sejak pertengahan tahun 2023 hingga saat ini,” ungkapnya.
Sudah beberapa rumah warga yang harus dibongkar karena terkena imbas abrasi.