KORANRB.ID – Bagi anak muda tahun 2000-an, pasti tidak asing dengan musik Ska.
Di Indonesia khususnya, salah satu band ska yang cukup banyak digandrungi anak muda diantaranya Tipe-X, Shaggydog, Skastra, dan Monkey Boots.
Alunan nada dari musik ska selalu bisa membawa pendengarnya untuk bergoyang pogo (jenis moshing untuk musik Ska).
Meski pengaruhnya tak seluas musik rock, metal atau dangdut, namun musik ska ini memiliki segment sendiri baik di dunia maupun di Indonesia.
BACA JUGA:Tidak Hanya Sebagai Bentuk Hiburan, Sejarah dan 5 Pengaruh Musik Rap
Untuk itu mari kita kupas seperti apa sebenarnya musik ska ini, mulai dari sejarah hingga perkembangannya.
Lahirnya musik ska dimulai di Jamaika pada akhir tahun 1950-an. Musik ska adalah hasil dari perpaduan antara musik mento (musik rakyat Jamaika), rhythm and blues Amerika, dan jazz.
Genre ini berkembang sebagai reaksi terhadap keinginan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan segar di tengah-tengah perubahan sosial dan politik yang terjadi di Jamaika pada saat itu.
Beberapa faktor yang berperan dalam lahirnya musik ska diawalin oleh pengaruh musik mento, yang merupakan musik rakyat Jamaika dengan alat musik tradisional seperti banjo dan kettledrum, memberikan dasar yang kuat untuk perkembangan musik ska.
BACA JUGA:Musik Reggae: Sejarah, Pengaruh dan Makna
Kemudian dari musik mento tersebut, mulai masuk rekaman musik rhythm and blues dari Amerika Serikat dan musik jazz dari Kuba, yang mulai memengaruhi perkembangan ska.
Para musisi lokal tertarik untuk mencampurkan ritme dan melodi dari musik ini dengan elemen-elemen lokal.
Pada tahun 1950-an, Jamaika mengalami modernisasi dan urbanisasi yang mengubah kehidupan sosial masyarakat.
Musik ska merefleksikan semangat baru yang muncul di kalangan pemuda Jamaika yang ingin menciptakan sesuatu yang berbeda.
BACA JUGA:Mengintip Perjalanan Musik Metal Dunia dan Subgenrenya