Ska mulai berkembang dimulai dari salah satu produser musik seperti Clement "Coxsone" Dodd dari Studio One dan Duke Reid dari Treasure Isle Studio, yang memainkan peran kunci dalam mengembangkan musik ska dengan merekam dan mendukung artis-artis lokal seperti The Skatalites, The Wailers, dan lainnya.
Pengaruh musik ska kemudian menyebar ke seluruh dunia melalui imigrasi Jamaika ke Inggris pada tahun 1960-an.
Musik ska menjadi populer di kalangan kelompok imigran Jamaika di Inggris, dan berkembang menjadi gerakan musik yang lebih luas yang dikenal sebagai ska revival.
Selain itu, ska juga memberikan pengaruh terhadap beberapa genre music lainnya, seperti pengaruh terhadap Reggae, dimana ska memberikan dasar untuk perkembangan genre musik reggae yang kemudian muncul di Jamaika.
Ritme upbeat dan penggunaan offbeat yang khas dalam ska membentuk dasar dari reggae.
BACA JUGA:Sejarah Singkat Musik Rock, dari Seni Menjadi Budaya Populer
Ska juga memberikan pengaruhnya terhadap musik populer, yang melahirkan perkembangan subgenre musik lainnya seperti rocksteady, dub, dan bahkan punk rock.
Gaya musik ska yang ceria dan energik memberikan inspirasi bagi banyak musisi di seluruh dunia.
Meskipun terjadi berbagai perkembangan dalam dunia musik, pengaruh ska tetap terasa hingga saat ini dalam berbagai bentuknya seperti ska punk, ska-core, dan lain-lain.
Secara keseluruhan, musik ska adalah contoh yang menarik dari bagaimana perkembangan musik dapat dipengaruhi oleh konteks sosial, sejarah, dan budaya suatu tempat.
Keberanian untuk bereksperimen dengan musik tradisional dan asing membawa pada lahirnya genre yang berbeda dan berpengaruh hingga sekarang.
BACA JUGA:Dianggap Bukan Bagian dari Musik Dangdut, Begini Sejarah Kemunculan Dangdut Koplo
Beberapa band ska kenamaan luar negeri diantaranya The Skatalites (Jamaika), Toots and the Maytals (Jamaika), The Specials (Inggris), Madness (Inggris), Reel Big Fish (Amerika), Less Than Jake (Amerika), dan Streetlight Manifesto (Amerika). (*)