KORANRB.ID – Pelaku usaha kawasan industri cukup optimistis Indonesia masih jadi negara yang menarik untuk tujuan berinvestasi.
Terutama setelah lepas dari pandemi, pengusaha merasakan sejumlah peningkatan permintaan, baik yang sifatnya relokasi maupun ekspansi.
Salah satu yang merasakannya adalah PT Suryacipta Swadaya, pengelola kawasan industri Subang Smartpolitan.
Vice President Sales & Marketing PT Suryacipta Swadaya, Abednego Purnomo mengatakan, animo investor asing, khususnya dari Tiongkok, membludak sejak akhir 2022 setelah negara itu membuka pembatasan pascapandemi.
BACA JUGA: Pilkada Serentak Bengkulu: 4 Pasang Bakal Calon Jalur Perseorangan, Ini Dia
Hal tersebut membuat pihaknya memasang target penjualan agresif pada tahun ini.
”Sebenarnya, target dari korporasi sendiri adalah 60 hektare untuk Subang, tetapi kami percaya bahwa tahun ini akan tutup sekitar 164 hektare,’’ ujar Abed di Jakarta akhir pekan lalu.
Menurut Abed, pascapandemi banyak pelaku industri dari Tiongkok hingga Vietnam yang mencari pasar baru di luar pasar domestik.
Investor asal Negeri Panda yang melirik kawasan di Subang adalah produsen mobil listrik BYD.
BACA JUGA:Proyek DAK Fisik Terkendala Transfer Pusat
Selain itu, ada pabrikan motor listrik asal Tiongkok hingga pabrik garmen.
”Kenapa dari Tiongkok? Karena ada trade war, kalau mereka tetap di Tiongkok atau Vietnam, mereka nggak bisa survive karena mereka kena hantam 20–25 persen pajak ekspor,’’ tambahnya.
Selain itu, kebijakan investasi di Indonesia juga dinilai semakin ramah terhadap asing sehingga memudahkan investor.
Pada ajang PEVS 2024 lalu, President Director PT BYD Motor Indonesia Eagle Zhao mengatakan, pembangunan pabrik BYD di Indonesia akan memberikan kesempatan bagi industri lokal menjadi pemasok mobil listrik secara global.
”Kapasitas dari fasilitas manufaktur kami mengincar 150 ribu unit per tahun. Total investasi di Indonesia lebih dari USD 1 miliar,” ujar Zhao.