Sementara itu, Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI) Sanny Iskandar menyebutkan, komitmen BYD, VinFast, atau merek kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) dari berbagai negara yang masuk bakal menyuburkan bisnis kawasan industri lokal ke depan.
BACA JUGA:Rasakan Manfaat Buah Naga Bagi Kesehatan
Pasalnya, secara umum industri assembling atau perakitan memiliki rantai pasok yang luas.
Dia memprediksi, terdapat banyak industri pendukung lain yang bakal masuk ke Indonesia seiring dengan rencana pembangunan pabrik.
’’Kalau BYD dan VinFast masuk, pasti vendor rantai pasoknya yang tier 1 dan tier 2 juga akan berdatangan. Khususnya yang ada afiliasi langsung dengan perusahaan Tiongkok dan Vietnam itu,’’ bebernya.
Untuk memuluskan realisasi investasi otomotif itu, Sanny mengungkapkan, kajian mengenai pemberian insentif menjadi komponen utama yang penting diperhatikan pemerintah saat ini.
Dia mengimbau agar pemerintah dapat proaktif dalam menyediakan insentif dan berbagai fasilitas kemudahan guna mendukung komitmen investasi tersebut.
”Sekali lagi bahwa mereka bisa investasi di mana saja. Betul Indonesia mempunyai pasar domestik yang cukup besar. Namun, untuk menentukan lokasi pabrik di sebuah negara, perlu insentif dan fasilitas yang mendukung, termasuk kepastian hukum itu sangat dibutuhkan,’’ pungkasnya.(**)