Pada awal 2000-an, genre metalcore dan post-hardcore menjadi populer, membawa scream ke arus utama.
Band-band seperti Killswitch Engage, As I Lay Dying, dan Underoath memadukan elemen-elemen dari metal, hardcore punk, dan emo, seringkali dengan vokal yang melibatkan kombinasi antara clean singing dan scream.
Ini membuka pintu bagi pendekatan yang lebih beragam terhadap teknik vokal dalam heavy music.
Saat ini, teknik scream terus berkembang dengan genre-genre seperti djent, progressive metal, dan mathcore.
BACA JUGA:7 Bahan Alami Ini Ampuh Menghilangkan Komedo
Para penyanyi terus bereksperimen dengan gaya vokal mereka, memadukan scream dengan teknik lain seperti growling, shouting, dan clean singing, menciptakan suara yang semakin kompleks dan inovatif.
Selain itu, pengaruh dari subgenre musik elektronik juga mulai terlihat dalam heavy metal, membawa elemen baru ke dalam penggunaan scream.
Perkembangan ini menunjukkan bahwa teknik scream dalam heavy metal telah menjadi semakin beragam dan kompleks seiring berjalannya waktu, mencerminkan evolusi seluruh genre musik dan menciptakan ruang bagi eksperimen dan inovasi baru.
Berikut adalah beberapa teknik yang sering digunakan dalam scream dalam genre musik metal:
1. False Cord Scream
Salah satu teknik yang umum digunakan adalah false cord scream.
Ini melibatkan penggunaan pita suara bagian belakang (false cords) untuk menghasilkan suara yang kasar dan agresif.
Pada dasarnya, ini melibatkan membiarkan udara melalui false cords saat menghasilkan suara, menciptakan suara yang mirip dengan growl.
BACA JUGA: Ingin Menikmati Libur Panjang dengan Berwisata? Catat! Hal Ini Perlu Diperhatikan
Penyanyi dapat memodifikasi intensitas dan karakter suara dengan mengatur tekanan udara dan posisi lidah.
2. Fry Scream