Banyak dari mereka yang bekerja sebagai buruh di perkebunan atau sebagai pelaut di kapal-kapal VOC.
Meskipun gaji dan kondisi kerja bervariasi, banyak pekerja yang mengalami eksploitasi dan kekerasan.
Meskipun VOC mengalami kesuksesan besar pada abad ke-17, berbagai tantangan mulai muncul pada abad ke-18.
Korupsi dan manajemen yang buruk menjadi masalah utama dalam tubuh perusahaan.
BACA JUGA:Harga Termurah Sawit di Bengkulu Utara Dibeli PT Sawit Mulya
Banyak pejabat VOC yang terlibat dalam praktik korupsi, memperkaya diri sendiri dengan mengorbankan kepentingan perusahaan.
Selain itu, persaingan dengan perusahaan dagang lain, seperti British East India Company, semakin meningkat.
Kekuasaan politik dan militer Inggris yang semakin kuat di India dan wilayah lain mengancam dominasi VOC di Asia.
Konflik dan perang, termasuk Perang Tujuh Tahun (1756-1763), juga menguras sumber daya perusahaan.
Sehingga, pada akhir abad ke-18, VOC berada dalam keadaan yang sangat buruk. Utang perusahaan membengkak, dan keuntungan menurun drastis.
Pada tahun 1799, setelah hampir dua abad beroperasi, VOC resmi dibubarkan oleh pemerintah Belanda.
Semua aset dan kewajiban VOC diambil alih oleh pemerintah, dan wilayah-wilayah yang dikuasainya menjadi koloni resmi Belanda.(**)