Harapannya tentu agar targetnya belum sepenuhnya sadar lantaran mengantuk.
Sehingga sang target diharapkan mau saja mengikuti permintaan pelaku untuk mempercepat perbincangan selesai.
3. Menjanjikan Hadiah
Selain menghubungi di waktu-waktu tidak wajar, pelaku juga biasanya menggunakan modus meminta data pribadi karena anda mendapatkan hadiah.
Hadiah yang biasanya ditawarkan juga sangat menggiurkan diantaranya mobil, rumah hingga emas.
Bahkan pelaku juga kerap mengaku jika undian itu dilakukan secara tertutup.
4. Mengaku Ada Kerusakan Sistem
Selain menjanjikan hadiah, pelaku juga biasanya meminta data pribadi anda dengan alasan terjadi kerusakan sistem perbankan.
Pelaku biasanya meminta anda menyebutkan data pribadi karena adanya kerusakan sistem yang bisa membuat rekening anda terblokir.
BACA JUGA:Pilwakot Bengkulu 2024, Tunggu Rekomendasi DPP Parpol
Sehingga pelaku meminta data pribadi anda dan mengaku untuk melindungi rekening anda.
5. Permintaan Data Tak Wajar
Pelaku bukan hanya meminta data terkait data diri anda.
Pelaku kejahatan cyber juga biasanya meminta data pribadi yang lebih dalam seperti data nama dan panggilan orangtua.
Atau bahkan meminta Nomor Induk Kependudukan (NIK) hingga nomor kartu keluarga anda.
Data ini bisa digunakan untuk mengunci aplikasi M-Banking atau internet banking anda dan menggantinya dengan yang baru.