KORANRB.ID – Tidak ada orang tua yang ingin anaknya tidak berhasil termasuk dalam kompetisi.
Namun tidak jarang saat ini ditemukan orang tua yang memiliki obsesi memaksa, bahwa sang anak harus selalu menang dalam perlombaan.
Dimana sifat tersebut sebenarnya bisa membawa dampak negatif pada tumbuh kembang anak.
Sikap ini mungkin berasal dari dorongan untuk melihat anak-anak mereka sukses atau dari ketidakmampuan untuk mengelola harapan.
BACA JUGA:Rebut Perahu Pilkada Bengkulu Selatan 2024, Faktor Ini Menentukan
Sehingga sifat buruk yang mungkin dimiliki oleh orang tua dalam konteks ini harus wajib dihilangakan sebab hal tersebut akan membawa pengaruh buruk pada mental tumbuh kembang anak.
Orang tua yang terlalu fokus pada kemenangan seringkali mengabaikan pentingnya proses pembelajaran.
Mereka mungkin menekankan hasil akhir tanpa memperhatikan perjuangan dan pengalaman yang didapat anak selama proses tersebut.
Biasanya sifat tersebut dapat ditunjukan dengan memarahi anak, mencari kesalahan-kesalahan penyelenggara kegiatan, hingga terkadang secara tidak disadari membuat malu diri sendiri, bahkan keluarga.
Maka dari itu orang tua harus mengubah fokus dari hasil akhir ke pembelajaran dan pertumbuhan anak.
BACA JUGA:Tayang Lelang, 11 SMP di Seluma Direhab Pakai DAK Rp 15,9 Miliar
Selain itu, orang tua juga harus mengajarkan anak bahwa kemenangan bukan segalanya, sehingga bisa menjauhkan anak dari perasaan yang tidak sehat.
Sebab jika orang tua akan ngotot berusaha anak untuk menang. Anak-anak bisa mulai merasa bahwa kegagalan tidak dapat diterima dan bahwa nilai mereka sebagai individu tergantung pada kemenangan.
Orang tua harus mengajarkan anak-anak mereka bahwa kegagalan bagian alami dari hidup dan bahwa mereka memiliki nilai yang tak tergantung pada hasil kompetisi.
Teori yang terus-menerus yang diberikan orang tua untuk menang dalam perlombaan bisa meningkatkan stres dan tekanan pada anak-anak.