Beberapa orang tua mungkin memahami kecerdasan anak hanya dalam konteks keberhasilan akademis atau prestasi kompetitif.
Mereka mungkin mengukur keberhasilan anak hanya berdasarkan pada pencapaian dalam perlombaan atau kompetisi, tanpa memperhatikan aspek lain dari perkembangan anak, seperti kreativitas, keterampilan sosial, atau kecerdasan emosional.
2 Tekanan dari Lingkungan Sosial
Orang tua sering kali merasa terdorong untuk membandingkan anak-anak mereka dengan anak-anak orang lain dalam lingkungan sosial mereka.
BACA JUGA:Polisi Temukan Modus Baru dalam Operasi Musang Nala di Bengkulu, 89 Tersangka dan 405 Barang Bukti DiamankanTekanan ini dapat mendorong mereka untuk mengharapkan kemenangan dalam perlombaan sebagai tanda kesuksesan atau status sosial.
3 Pemahaman yang Tidak Seimbang tentang Kegagalan
Beberapa orang tua mungkin memiliki pemahaman yang tidak seimbang tentang kegagalan.
Mereka mungkin melihat kegagalan sebagai sesuatu yang memalukan atau merusak reputasi keluarga mereka.
Oleh karena itu, mereka berusaha keras untuk mencegah anak-anak mereka gagal dalam kompetisi.
BACA JUGA:Pengesahan Raperda PDRD Lamban, Realisasi PAD Baru Capai 11 Persen
4 Persepsi tentang Kepuasan Pribadi
Bagi beberapa orang tua, keberhasilan anak dalam perlombaan dapat dilihat sebagai refleksi langsung dari keberhasilan pribadi mereka sebagai orang tua.
Mereka mungkin merasa bangga dan puas dengan diri mereka sendiri jika anak-anak mereka berhasil menang dalam kompetisi.
5 Ketidakpastian tentang Masa Depan
Orang tua mungkin merasa cemas tentang masa depan anak-anak mereka dan percaya bahwa kemenangan dalam perlombaan dapat membuka pintu menuju kesuksesan di masa depan.
BACA JUGA:Dipimpin Gubernur Bengkulu, Mediasi Batas Wilayah Bengkulu Utara-Lebong Hasilkan 5 Poin Kesimpulan