Kemudian pengambilan airtanah secara berlebihan untuk pertanian, industri, dan konsumsi domestik dapat menurunkan tingkat air tanah secara signifikan.
Penurunan tingkat air tanah dapat mengakibatkan penurunan pasokan air permukaan dan kekeringan.
Pertanian merupakan salah satu pengguna air terbesar di dunia.
Praktik irigasi yang tidak efisien dan pemilihan tanaman yang membutuhkan banyak air dapat menyebabkan penurunan pasokan air dan kekeringan di wilayah yang bergantung pada sumber air tersebut.
BACA JUGA:Lagi Demam? Jangan Coba Lakukan 5 Hal Ini, Bisa Lama Sembuhnya
BACA JUGA:Dilantik Hakim Agung, Ini Daftar Pengurus PMJB Seluma
Pengembangan perkotaan yang tidak terkendali dapat mengubah pola aliran air dan meningkatkan permukaan yang tidak dapat menyerap air, seperti beton dan aspal.
Hal ini dapat mengurangi pasokan air dan meningkatkan risiko kekeringan.
Fenomena alam seperti El Niño dan La Niña juga dapat mengganggu pola cuaca global, menyebabkan periode panjang kekeringan atau banjir di berbagai wilayah di seluruh dunia.
Selain itu penggunaan yang tidak efisien dan manajemen yang buruk terhadap sumber daya air ternyata juga dapat menyebabkan kekeringan.
Hal ini termasuk kebocoran dalam sistem distribusi air, pemborosan air, dan kurangnya perencanaan yang tepat dalam mengelola sumber daya air.
BACA JUGA:Harga Emas Batangan Terbaru di Pegadaian, Jumat 14 Juni 2024
BACA JUGA:Banjir Rob di Bengkulu, Antara Gejala Alam dan Tangan Manusia, Ini Sebabnya
Krisi air atau Kekeringan menjadi masalah serius yang mempengaruhi banyak aspek kehidupan manusia dan lingkungan.
Memahami penyebab utama kekeringan merupakan langkah pertama dalam upaya pencegahan dan mitigasi.
Dengan upaya bersama dari masyarakat, pemerintah, dan lembaga internasional semua dapat mengatasi tantangan kekeringan dan melindungi sumber daya air untuk generasi mendatang.