Dari 2.338 Saluran Rumah (SR), jika pemakaian air dirata-ratakan 10 meter kubik ditambah beban, maka tagihan per pelanggan bisa sebesar Rp 45 ribu per bulan.
Apabila tagihan rata-rata Rp45 per pelanggan, seharusnya uang yang masuk ke PDAM Tirta Selagan ini bisa mencapai Rp105 juta perbulan.
Namun sangat disesali realisasi penagihan rekening PDAM sangat kecil. Tak sampai 30 persen dari yang seharusnya diterima PDAM.
"Satu-satunya sumber keuangan kami saat ini berasal dari tagihan rekening bulanan pelanggan. Hanya saja, mayoritas pelanggan masih banyak yang enggan membayar tagihan bulanan. Semoga saja dengan nanti adanya program dana Inpres air bersih pelayanan telah maksimal maka kesadaran masyarakat dapat meningkat,’’ sampainya.
BACA JUGA:Jadwalkan Serah Terima 3 Ruas Jalan Inpres, 2 Perusahaan Tunggak Pajak Material
Sondri menambahkan, Setelah itu 2.338 pelanggan yang ada saat ini, lebih dari setengahnya tidak lagi memiliki alat ukur kubikasi pemakaian air (Water meter).
Yang pertama karena memang belum terpasang yang kedua rusak karena dimakan usia. Untuk pelanggan yang tidak memiliki water meter, PDAM hanya menagih biaya beban yakni sebesar Rp 15 ribu per bulan, dan ini juga petugas penagih masih mendapati penolakan dalam penagihan.
BACA JUGA:Disdikbud Segera Perpanjang SK 922 Honda Untuk 6 Bulan, Gaji Juni Proses
BACA JUGA: Buaya Selagan Belum Masuk Perangkap Terendam, Umpan Itik Mati Dimakan Biawak
"Sejak saya jadi Direktur, tidak pernah tagihan sampai Rp 30 juta sebulan. Bahkan ada yang cuma terealisasi Rp 12 juta sebulan. Kendati demikian, selaku pimpinan PDAM Tirta Selagan, saya masih berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan. Paling tidak menjaga air terus mengalir ke rumah pelanggan,"tandasnya.