Hal tersebut menunjukkan sifat boros dan perlu diubah.
Agar hak tersebut tidak terjadi lagi, ia meminta masyarakat yang datang ke pesta atau tempat hajatan cukup mengambil makanan secukupnya sesuai dengan porsi masing-masing.
"Saya meminta warga Bengkulu Selatan stop boros pangan, jangan buang-buang makan," ajak Gusnan.
Pemborosan makanan, dijelaskan Gusnan, sangat merugikan, dari sisi agama tentu dilarang untuk membuang makanan.
Dari sisi lingkungan akan berdampak pada masalah kesehatan.
BACA JUGA:Sukses, Lautan Massa Banjiri Launching Maskot Pilkada Bengkulu Utara, KPU Targetkan Ini
BACA JUGA:Bawaslu Awasi Ketat Coklit Pemilih Pilkada
Dan tentu juga berdampak pada perekonomian masyarakat.
Sosialisasi stop boros pangan ini diharapkan Gusnan menyasar seluruh masyarakat, dari usia dini, anak sekolah, remaja dan tentunya orang dewasa dan orangtua.
"Sampaikan sosialisasi ini kepada semua masyarakat, mulai hidup sehat, hemat dengan cara stop boros pangan," ujar Gusnan.
Gusnan juga mengatakan, stop boros pangan juga langkah pemerintah untuk menghadapi perubahan iklim dan dampak elnino yang hampir terjadi di beberapa wilayah di negara Indonesia.
Maka dari itu mulai saat ini pemerintah Bengkulu Selatan aktif dan gencar mensosialisasikan langkah gerakan stop boros pangan.
"Mulailah sekarang, sampaikan imbauan ini kepada semua keluarga, teman, tetangga ataupun melalui media sosial," imbuh Gusnan.
Gusnan menambahkan untuk mendukung gerakan stop boros pangan, masyarakat kembali diarahkan untuk mencukupi kebutuhan pangan melalui pekarangan rumah.
Masyarakat diminta untuk memanfaatkan pekarangan rumah atau lahan untuk ditanami bahan pangan seperti buah dan sayur.
"Manfaatkan kembali pangan-pangan di sekitar, jangan boros," tegas Gusnan.(advertoial)