KORANRB.ID - Kondisi abrasi pantai di Desa Pekik Nyaring, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah saat ini semakin parah.
Ditambah lagi penanganan sementara dengan memasang 900 geobox di wilayah tersebut sudah tak optimal.
Gerobox juga berangsur sudah mulai rusak.
Untuk diketahui beberapa waktu lalu, Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera (BBWSS) VIII Palembang sudah memasang geobox di sekitaran abrasi.
Geobox yakni karung yang berisikan pasir dan dipasang di sepanjang lokasi abrasi. Kegunaan geobox ini untuk mengurangi terjadinya abrasi pada daratan.
BACA JUGA:Rohidin Bisa Maju Pilgub, Begini Penjelasan KPU Provinsi Bengkulu
Salah satu warga Desa Pekik Nyaring sekaligus pengurus penangkaran penyu, Zulkarnaedi menjelaskan, saat ini kondisi karung yang berisikan pasir tersebut sudah mulai rusak dan menurun dari pertama pemasangan pada bulan Juni lalu.
Bukan tak mungkin beberapa bulan ke depan tumpukan karung pasir tersebut akan rusak dan abrasi akan kembali terjadi.
Ia berharap pemerintah bisa melakukan pembangunan penahan ombak secara permanen di lokasi tersebut.
“Kami berharap pemerintah bisa meminta kepada BBWSS membangun penahan ombak permanen di lokasi kami tersebut, sama seperti penahan ombak yang ada di sepanjang pantai panjang,” jelasnya.
Ia meminta penahan abrasi dibangun permanen karena karena kondisi rumah penangkaran penyu sudah terancam.
BACA JUGA:Kodim 0407 Bengkulu Beri Kejutan Tak Terduga di Hari Bhayangkara untuk Polresta Bengkulu
Apabila geobox sudah tak berfungsi maksimal lagi, maka bukan tak mungkin rumah penangkaran penyu akan ambruk dihantam ombak.
“Bisa kita lihat bersama jarak bibir laut dengan rumah penangkaran penyu sudah sangat dekat. Kami berharap pemerintah bisa menindaklanjuti semua ini sebelum rumah penangkaran penyu hanyut karena abrasi,” bebernya.
Saat ini setidaknya sudah ada sekitar 5 rumah warga yang harus menjadi korban abrasi yang berada di Desa Pekik Nyaring.