Tujuan ekspor utama Provinsi Bengkulu pada Mei 2024 adalah India, dengan nilai ekspor sebesar 7,00 juta USD (75,24 persen), diikuti Malaysia 0,68 juta USD (7,32 persen), Jepang 0,57 juta USD (6,16 persen), dan negara lainnya sebesar 1,05 juta USD (11,28 persen).
"Komoditas yang diekspor ke India sebagian besar adalah batubara, sementara ke Malaysia batubara dan karet, dan ke Jepang adalah karet serta serangga. Ke negara lainnya, kita mengekspor batubara, lintah, kayu olahan, serangga, dan lain-lain," tambah Win Rizal.
BACA JUGA:Pembayaran Pajak dan Retribusi Bisa Lewat QRIS Bank Bengkulu
BACA JUGA:Dorong Optimalisasi Program PSR, Tahun Ini Target DTPHP Bengkulu 6.400 Hektare
Di tengah penurunan ekspor, ada harapan di balik data impor. Sejak September 2021 hingga Mei 2024, tidak ada barang impor yang masuk ke Provinsi Bengkulu. Ini menunjukkan adanya potensi untuk memaksimalkan produk lokal dalam pasar domestik.
"Masih banyak komoditas produksi Bengkulu yang belum tercatat secara resmi dalam laporan ekspor. Mudah-mudahan dengan upaya-upaya yang dilakukan, laporan ekspor dan impor akan menjadi lebih lengkap dan tercatat dalam neraca perdagangan Provinsi Bengkulu," tutup Win Rizal.
Dengan kondisi ekspor yang menurun drastis, Provinsi Bengkulu perlu melakukan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan kembali performa ekspornya. Perbaikan dalam pengelolaan dan pencatatan komoditas, serta diversifikasi tujuan ekspor dan komoditas, diharapkan dapat mengembalikan kejayaan ekspor provinsi ini.