KORANRB.ID – Provinsi Bengkulu tengah menghadapi tantangan dalam sektor ekspor.
Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu, nilai ekspor pada Mei 2024 turun drastis dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
Pada Mei 2024, nilai ekspor Bengkulu mencapai 9,31 juta USD, turun sebesar 40,25 persen pada bulan April 2024 yang mencapai 15,58 juta USD dan penurunan 73,31 persen dibandingkan Mei 2023 yang tercatat 34,88 juta USD.
Tren penurunan ini sudah terlihat sejak bulan April 2024, ketika nilai ekspor mencapai 15,58 juta USD, turun 31,93 persen dari Maret 2024 yang sebesar 22,89 juta USD.
"Pada Mei 2024, ekspor terbesar melalui Pelabuhan Pulau Baai mencapai 7,29 juta USD atau 78,36 persen dari total ekspor Bengkulu.
BACA JUGA:Dorong Optimalisasi Perdagangan Karbon, Bamsoet Sarankan Indonesia Tiru Thailand
BACA JUGA:Media Partner Astra Motor Bengkulu Mengolah Sampah ‘Green Kalcer’
Ekspor melalui Pelabuhan Boom Baru di Sumatera Selatan mencapai 1,43 juta USD (15,31 persen), Pelabuhan Bengkulu 0,39 juta USD (4,20 persen),
Tanjung Priok 0,19 juta USD (2,05 persen), dan Soekarno Hatta 7,46 ribu USD (0,08 persen)," jelas Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Ir. Win Rizal, ME, menjelaskan rincian penurunan ini.
Meski ekspor terbesar tetap melalui Pulau Baai, terjadi penurunan signifikan sebesar 49,52 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sebaliknya, ekspor melalui Pelabuhan Boom Baru dan Soekarno Hatta meningkat masing-masing sebesar 26,47 persen dan 153,18 persen.
Jika dilihat secara tahunan, ekspor melalui Pulau Baai turun 30,82 persen, Pelabuhan Bengkulu turun 80,75 persen, Tanjung Priok turun 48,59 persen, Soekarno Hatta turun 30,14 persen, dan Pelabuhan Ngurah Rai turun 4,24 persen. Namun, ekspor melalui Pelabuhan Boom Baru justru naik 57,05 persen.
BACA JUGA:Beras Gratis Tahun Ini Hanya 9 Bulan, HET Beras SPHP Naik Rp1.800 Per Kilo
BACA JUGA:PLN Icon Plus Sabet Penghargaan di 6th Anniversary Indonesia BUMN Awards 2024
Dari sisi komoditas, batubara tetap menjadi andalan dengan nilai ekspor sebesar 7,69 juta USD (82,56 persen), diikuti karet sebesar 1,43 juta USD (15,31 persen), lintah 6,21 ribu USD (0,07 persen), dan komoditas lainnya 0,19 juta USD (2,06 persen).
"Ekspor batubara turun 46,30 persen, sedangkan ekspor karet naik 26,47 persen. Menariknya, ekspor lintah meningkat tajam sebesar 240,24 persen, dan komoditas lainnya naik 38,53 persen," kata Win Rizal.