Namun desa dan lingkungan diharapkan bisa melakukan gotong royong setidaknya sepekan sekali sehingga bisa menghindari adanya ruang-ruang menjadi tempat pengembangbiakan nyamuk DBD.
BACA JUGA:Dana Banpol 2024 Kurang, Kesbangpol Bengkulu Utara Ajukan Penambahan
BACA JUGA:1.120 Pasangan Menikah Tahun 2024, Terbanyak di Kecamatan Ini
“Karena dengan lingkungan yang kotor dan sanitasi yang tidak baik bisa menjadi tempat bnerkembang biak nyamuk aedes aegypti dan membuat munculnya kasus DBD,” terangnya.
Selain dengan gotong royong massal, Dinas Kesehatan juga terus melakukan fogging fokus setiap munculnya kasus DBD di satu lingkungan.
Fogging fokus ini dilakukan pada setidaknya 20 rumah di sekitar rumah yang muncul kasus DBD dan membagikan bubuk abate.
“Namun Fogging adalah penanganan sementara karena hanya membunuh nyamuk dewasa, sedangkan untuk jentik nyamuk hanya bisa hilang dengan gaya hidup lingkungan yang bersih sehingga tidak ada tempat berkembangbiak nyamuk DBD,” pungkas Bintoro.