KORANRB.ID - PADA masa dan musim Pilkada yang segera akan datang pada bulan November 2024 ini, kegiatan politik meningkat tajam, setajam silet!
Apa yang harus dilakukan partai politik dan kontestan pemilu itu? Tentu harus memasarkan partainya dan kontestan atau figure yang diunggulkan untuk ikut bertanding pada pesta demokrasi itu, tentu partai politik mau menang dan kontestan /figure juga demikian!
Sekarang, Apa yang dimaksud dengan pemasaran politik? Menurut Butler dan Collins (2001), pemasaran politik adalah konsep permanen yang harus dilakukan oleh sebuah partai politik, politikus, atau kontestan dalam membangun kepercayaan citra publik.
Bagaimana membangun kepercayaan itu? Paling tidak menurut Riswandha Imawan dkk, kepercayaan terhaadap partai sangat tergantung pada sejauhmana partai mensosialisasikan partainya pada khalayak, dipengaruhi juga oleh aktor dan kinerja partai, serta pengaruh berbagai kepentingan yang mempengaruhi partai, termasuk bicara manfaat dan mudharot sebuah partai bagi masyarakat.
Secara impelementatif kepercayaan akan muncul setelah khalayak melihat kemampuan pribadi pigur kontestan, rekam jejak kontestan , dan investasi sosial partai dan kontestan.
Seseorang muncul tanpa punya kemampuan tinggi, rekam jejak yang jelas dalam masyarakat serta mempunyai investasi sosial yang banyak, akan siasialah usahanya dan perjuangannya.
Rasanya itupun zaman sekarang tidak cukup. Karena ada faktor yang dulu tidak menjadi faktor penting, kini menjadi sangat penting yaitu elektibilitas dan logistik. Elektibilitas ada yang bersifat alami, dan ada yang bisa direncanakan dengan promosi serta propaganda yang genjar, melalui berbagai media.
Kemudian, tidak dapat dipungkiri, pengalaman beberapa dekade terakhir bahwa masyarakat sudah sangat transaksional, maka logistik sangat menentukan keberhasilan sang figur!
Sekarang, seloroh masyarakat di warung kopi, elektibilitas tak berguna kalau isi Tas kosong, kalau seloroh orang Bengkulu, “idak kelansai oleh kito sorang, maknanya dalam.
Figur haruslah mendapat dukungan masyarakat, bisa diwakili oleh tokoh adat, agama, dan tokoh politik yang kharismatik. Artinya, figur yang diunggulkan adalah orang yang memang punya segak, tegak dan lagak yang hebat!
Dari hal-hal di muka, maka perlu pemasaran politik bagi partai dan kontestan. Maka, perlu Komunikasi politik yang dilakukan, baik satu arah maupun dua arah, dengan berbagai elemen serta supra sistim politik yang ada, baik di daerah maupun di tingkat pusat, yang dijadikan pandangan politik dengan menggunakan teknik periklanan, propaganda, dengan berbagai media sehingga tercipta hubungan masyarakat sesuai dengan tuntutan zaman dan ketentuan atau keadaan tertentu, yang dilaksanakan secara terus menerus dalam masa yang telah ditentukan oleh penyelenggara pemilu.
Sekarang, mari kita bertanya siapa figur calon pemimpin Bengkulu ke depan? Tentu orang yang kita cari adalah orangnya amanah, Siddiq,tabligh dan fatonah dan punya segak,lagak dan tegak! Itulah kendak kito, lemak di awak katuju diurang, setunggu seijoan, berek samo dipikiul, ringan samo dijinjing itulah pepatah tuo,salam, (**)
Penulis Syaiful Anwar.AB: Dosen UNIHAZ Bengkulu