KORANRB.ID – Festival Tabot merupakan salah satu perayaan budaya yang rutin dilaksanakan masyarakat Provinsi Bengkulu.
Festival ini tidak hanya sekadar acara meriah, tetapi juga memiliki nilai historis dan religius yang dalam bagi penduduk setempat.
Festival Tabot bermula dari sebuah tradisi yang berasal dari masa penjajahan Portugis di Bengkulu pada abad ke 17.
Dimana pada masa itu, terjadi perang saudara di Spanyol yang mengakibatkan perebutan kekuasaan di wilayah tersebut.
BACA JUGA:30 Rekomendasi Judul Skripsi Jurusan Hukum Versi Praktisi Hukum
BACA JUGA:Ini yang Kerap Membuat Tagihan Listrik Menjadi Boros
Konflik ini kemudian mempengaruhi pula koloni-koloni Portugis di berbagai belahan dunia, termasuk di Bengkulu.
Di tengah kekacauan politik dan perang, masyarakat Bengkulu mengadopsi tradisi Tabot sebagai simbol perlawanan terhadap penjajahan.
Tabot sendiri merupakan replika peti mati yang melambangkan arwah pahlawan dan syahid dalam agama Islam.
Dengan demikian, Festival Tabot tidak hanya menjadi sarana untuk memperingati peristiwa sejarah, tetapi juga sebagai wujud penghormatan terhadap para leluhur dan pahlawan lokal.
BACA JUGA:Viral Penculikan Anak di Tengah Padang, Pelaku Babak Belur Dihajar Massa
BACA JUGA:31 Refrensi Judul Skripsi Versi Akademisi untuk Mahasiswa Hukum yang Patut Dipertimbangkan
Festival Tabot diwarnai dengan berbagai ritual dan tradisi yang khas. Salah satu tradisi utama adalah pembuatan replika Tabot dari bahan-bahan seperti bambu, kayu, dan kertas.
Proses pembuatan Tabot dilakukan secara hati-hati dan penuh kecermatan oleh para pengrajin lokal, yang kemudian disusun menjadi satu prosesi pawai yang megah.
Selain itu, ada juga upacara-upacara keagamaan yang dilakukan selama festival ini.