Di sini, petani sangat membutuhkan peran aktif Pemkab Kepahiang ikut mendukung komoditi pertanian yang berujung kepada peningkatan kesejahteraan petani kopi yang merupakan mayoritas pekerjaan penduduk di Kabupaten Kepahiang.
BACA JUGA:Dorong Transformasi Kawasan Industri Generasi Keempat Untuk Peningkatan Daya Saing
BACA JUGA:Kepesertaan BPJS Kesehatan Mati Tetap Wajib Dilayani Untuk Mendapatkan Layanan Kesehatan
"Sekarang kan harga semakin membaik, kita berharap Pemkab ikut memikirkan bagaimana caranya hasil panen kita melimpah. Bagaimana produktivitas hasil panen meningkat, tak seperti selama ini hasil panen hanya seadanya saja," harap Tamrin.
Diberitakan RB sebelumnya, harga biji kopi kering di Bengkulu semakin melejit.
Harga biji kopi sempat mencapai Rp70 ribu per kilogram. Sebelumnya hanya Rp60 ribu per kilogram.
Dengan naik drastisnya harga biji kopi di Bengkulu, Dinas Tanaman Pangan Hultikultura dan Perkebunan (DTPHP) Provinsi Bengkulu meminta petani kopi menjaga mutu kopi mereka. Supaya harga kopi tetap bertahan tinggi.
Kepala Bidang Perkebunan, DTPHP Provinsi Bengkulu, Bickman, SH, MH, MM menerangkan per Juli ini harga biji kopi mengalami kenaikan signifikan.
April lalu harga biji kopi naik ke angka Rp52 ribu per kilogram. Kemudian naik hingga saat ini mencapai Rp70 ribu per kilogram.
“Harga biji kopi yang naik terus dari Rp52 ribu dan melejit hingga sekarang. Berdasarkan rapat harga hasil perkebunan di Bulan Juli, harga biji kopi naik menjadi Rp70 ribu per kilogram,” ungkap Bickman.
Diperkirakan harga biji kopi akan terus merangkak naik.
Salah satu penyebabnya, permintaan biji kopi yang tinggi, namun produknya sedikit.
“Penyebab pertama kenapa kopi naik adalah jumlah produk terbatas dan permintaan semakin lama semakin banyak,” terang Bickman.
Kemudian juga menurut informasi yang masuk pada DTPHP Provinsi Bengkulu, bahwa yang menyebabkan harga kopi naik adalah permintaan dari berbagai negara meningkat.
“Peningkatan permintaan dari Negara-negara Eropa, Asia, bahkan Amerika meningkat,” ungkap Bickman.
Dari data yang dimiliki DTPHP yang diperoleh dari petani kopi di Kepahiang hingga Rejang Lebong, kenaikan harga kopi ini sangat berdampak bagi mereka.