SELUMA, KORANRB.ID - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Seluma menyampaikan duka yang mendalam atas gugurnya personel Polres Seluma, Briptu (Anumerta) Sony Bintang Alfalah dalam tugas penangkapan 3 tersangka penganiayaan.
Tak hanya Sony yang menjadi korban, dalam kejadian berdarah itu, Kanit Pidum Sat Reskrim Polres Seluma, Ipda. Bambang Ilyadi juga mengalami luka berat pascadiserang oleh tiga pelaku.
DPRD Seluma mengapresiasi atas kinerja dan dedikasi dua personel tersebut, sehingga menggusulkan dan berharap pimpinan Polri dapat memberikan reward maupun dukungan bagi anggota polisi yang sudah mengabdikan diri kepada masyarakat, nusa dan bangsa.
BACA JUGA:Bogem dan Tantang PNS Duel Pakai Celurit, Petani Ditahan Polsek Padang Jaya
BACA JUGA:BKSDA Ungkap Penyebab Harimau Kerap Muncul di Bengkulu Utara
“Yang pertama kami DPRD Seluma turut berduka cita atas terjadinya insiden ini, kami bangga atas upaya personel Polres Seluma yang berjuang mengungkap kasus. Semoga perjuangan mereka yang menjadi korban dapat diapresiasi setinggi mungkin,” sampai Wakil Ketua 1 DPRD Seluma, Sugeng Zonrio, SH.
Selain itu juga, DPRD mendukung agar upaya dari Polres Seluma dalam mencari 2 pelaku yang tersisa, yakni RK (13) dan JK (16) dapat segera dituntaskan.
Diharapkan agar nantinya pelaku dapat diberi hukuman yang setimpal, mengingat tidak hanya melukai personel polisi, namun juga melukai masyarakat yang merupakan tetangganya sendiri.
“Semoga kasus ini dapat segera terselesaikan dengan cara membekuk pelaku yang masih melarikan diri. Kami mewakili masyarakat berharap nantinya pelaku diberi hukuman yang setimpal dengan perbuatannya,” tegas Sugeng.
Untuk diketahui, jasad salah satu pelaku, yakni Ardan (52) pada Sabtu siang 2 Agutus 2024 telah berhasil dievakuasi oleh personel Polres Seluma dan dibawa ke RSUD Tais.
BACA JUGA:Pisah Sambut Kapolda Bengkulu, 2 Jenderal Saling Beri Pesan Menuju Kemajuan
BACA JUGA:Perlakuan Khusus Pohon Sepanjang Pantai Panjang, Agar Tak Makan Korban
Ardan diketahui meninggal dunia setelah melakukan perlawanan dengan menggunakan senjata tajam (Sajam) saat dijemput paksa oleh polisi pada Jumat 2 Agustus lalu.
Sedangkan salah satu anaknya yakni RK (13) yang awalnya diinformasikan telah meninggal dunia, ternyata berhasil melarikan diri karena tidak ditemukan berada di Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang berada di daerah Perkebunan Gena Kayu Agho Kelurahan Puguk, Kecamatan Seluma Utara. Diduga RK masih hidup dan menyelamatkan diri meskipun ia dan Ardan sempat diberikan tindakan terukur oleh polisi.
Kemungkinan lainnya, RK memang sudah tidak bernyawa namun jasadnya dibawa oleh sang kakak yakni JK (18) yang sempat kabur saat polisi mendatangi lokasi kebun mereka untuk upaya jemput paksa.